Selasa, 13 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kata Guru Besar IPB University Soal Konservasi Raptor, Dugong dan Kelelawar

Konservasi juga diperlukan bagi satwa liar, yakni hewan yang hidup bebas di alam dan perlu dilindungi.

Rabu, 26 Juni 2024
A A
Elang jawa di hutan Wanagama, Gunungkidul. Foto Wanaloka.com.

Elang jawa di hutan Wanagama, Gunungkidul. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Indonesia menjadi lintasan migrasi bagi banyak raptor. Namun, kerusakan habitat dan perburuan ilegal telah mengancam keselamatan raptor tersebut.

Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Syartinilia diperlukan manajemen lanskap terintegrasi yang menggunakan paradigma ekologi lanskap. Ekologi lanskap memungkinkan integrasi yang komprehensif dari struktur, fungsi, dan perubahan lanskap, dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi interaksi ekologis.

“Paradigma tersebut mengombinasikan struktur lanskap dengan manajemen multi-skala, menghubungkan fungsi lanskap dengan manajemen lintas-batas, manajemen yang adaptif pada perubahan, dan manajemen yang menggabungkan unsur-unsur tersebut untuk mencapai integritas lanskap yang berkelanjutan,” papar Syartinilia dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University pada 5 Juni 2024.

Baca Juga: Foto Jurnalis Regina Safri Tularkan Virus Peduli Alam di 16 Kota

Berdasarkan perilaku, raptor terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, raptor yang menetap (endemik), seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi). Kedua, raptor yang bermigrasi seperti sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus).

Pada kasus elang jawa diterapkan pendekatan multi-skala untuk memahami struktur lanskap dengan fokus pada patch habitat pada skala mikro, meso dan makro. Temuan terbaru menunjukkan keberadaan patch habitat elang jawa di dataran rendah mengalami penurunan yang tidak terdeteksi sebelumnya.

“Penurunan luas habitat potensial elang jawa disebabkan degradasi hutan dan dampak perubahan iklim serta aktivitas manusia. Proyeksi tahun 2050 menunjukkan kemungkinan penurunan luas habitat potensial elang jawa yang signifikan,” ungkap Syartinilia.

Baca Juga: Rina Mardiana, Informasi PSN Rempang Ecocity Tak Transparan

Ia menyebut sikep-madu asia sebagai raptor yang bermigrasi dan memiliki peran penting sebagai indikator kesehatan ekosistem global. Perubahan iklim mengancam habitat dan jarak migrasi sikep-madu asia berdasarkan model proyeksi menunjukkan penurunan luas habitat di masa depan.

Jadi penting ada adopsi paradigma terintegrasi dalam manajemen lanskap untuk mengatasi konflik manajemen konvensional dan menjaga integritas lanskap. Konservasi habitat dan pemahaman lebih lanjut tentang perubahan lanskap menjadi bagian penting dari strategi konservasi untuk spesies raptor, baik yang endemik seperti elang jawa maupun yang bermigrasi seperti sikep-madu asia.

 Konservasi Dugong dan Kelelawar

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: dugongIPB Universitykelelawarkonservasi satwa liarraptor

Editor

Next Post
Ilustrasi bakteri. Foto qimono/pixabay.com.

Infeksi Bakteri “Pemakan Daging” di Jepang Menular Lewat Droplet dan Pernafasan

Discussion about this post

TERKINI

  • Pusat gempa 5,3 mangitudo di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Foto inatews.bmkg.go.id.Deformasi Lempeng Picu Gempa 5,3 Magnitudo di Mandailing Natal
    In News
    Senin, 12 Mei 2025
  • Ahli Manajemen Vertebrata Hama dan Ilmu Hama Tumbuhan IPB University, Swastiko Priyambodo. Foto Dok. IPB University.Swastiko Priyambodo, Pengendalian Tikus Sawah Tak Hanya Andalkan Burung Hantu
    In Sosok
    Minggu, 11 Mei 2025
  • Lalat hinggap di atas makanan. Foto lengocson238/pixabay.com.Lalat Bikin Risih di Meja Makan, Bagaimana Jika Bumi Tanpa Serangga?
    In IPTEK
    Minggu, 11 Mei 2025
  • Kupu-kupu dan lebah tengah membantu penyerbukan bunga Matahari. Foto keywest3/pixabay.com.Populasi Kupu dan Lebah Menurun, Dampak Aktivitas Manusia dan Pembangunan
    In IPTEK
    Sabtu, 10 Mei 2025
  • Ilustrasi vaksinasi global. Foto neelam279/pixabay.com.Penanganan Covid-19 Abaikan TBC, Kini Indonesia Jadi Partisipan Uji Klinik Global Vaksin M72
    In Rehat
    Sabtu, 10 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media