Selasa, 1 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Dietriech G Bengen, Sound Horeg Membuat Penghuni Laut Stres hingga Tersesat

Membangun kampanye publik “Laut Butuh Sunyi untuk Tetap Hidup” dan pembentukan zona akustik sensitif di wilayah habitat laut menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut dari ancaman kebisingan.

Sabtu, 7 Juni 2025
A A
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca juga: Tiga Langkah Diklaim Menteri Pariwisata Bisa Menjaga Kelestarian Raja Ampat

Dietriech juga menyoroti dampak kebisingan terhadap sektor perikanan. Suara keras membuat ikan seperti tuna dan kerapu menjauh dari daerah tangkap tradisional, sehingga meningkatkan biaya operasional nelayan. Gangguan terhadap pemijahan ikan budi daya seperti kerang dan tiram juga dapat menurunkan produktivitas.

Ia pun mengimbau kolaborasi lintas pihak perlu diupayakan. Yakni dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemerintah daerah dan desa pesisir, komunitas diving dan wisata bahari, serta universitas melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik laut.

Baca juga: Tambang Nikel di Raja Ampat, Ini Respons Tiga Menteri Soal Perizinan

“Perlu edukasi publik dan nelayan mengenai bahaya polusi suara laut. Perlu ada sosialisasi, pelatihan teknis, dan penerapan zona tenang laut. Edukasi masyarakat harus berbasis lokal dan berkelanjutan,” tegas dia.

Kampanye publik seperti “Laut Butuh Sunyi untuk Tetap Hidup” dan pembentukan zona akustik sensitif di wilayah habitat laut menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut dari ancaman kebisingan. [WLC02]

Sumber: IPB University

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: ekosistem lautProf. Dietriech G Bengensound horegzona akustik sensitif

Editor

Next Post
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengunjungi lokasi penambangan nikel di Pulau Gag di Raja Ampat, 7 Juni 2025. Foto Kementerian ESDM.

Temuan Kementerian ESDM, Lima Perusahaan Punya Izin Tambang di Raja Ampat

Discussion about this post

TERKINI

  • Gunung Rinjani. Foto Dok. Kemenpar.Belajar dari Kasus Juliana, Operator hingga Pendaki Harus Patuhi SOP Pendakian Ekstrem Gunung Rinjani
    In Traveling
    Sabtu, 28 Juni 2025
  • Ilustrasi badai dilautan. Foto dexmac/pixabay.comCuaca Ekstrem Intai Sepekan Depan, Waspada Liburan ke Puncak hingga Labuan Bajo
    In News
    Sabtu, 28 Juni 2025
  • Anggrek Dendrobium azureum. Foto Yanuar Ishaq Dwi Cahyo/Fauna & Flora International-Indonesia Programme.Anggrek Biru Raja Ampat Terancam Punah, Tapi Tak Dilindungi Hukum Indonesia
    In Rehat
    Jumat, 27 Juni 2025
  • PLTP Blawan Ijen, Kabupaten Bondowoso yang diresmikan secara hybrid oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis, 26 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres.Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Panas Bumi dan Surya, Klaim Nol Emisi Karbon Tepat Waktu
    In News
    Jumat, 27 Juni 2025
  • Lahan proyek food estate yang memakan lahan hutan. Foto Dok. Greenpeace.Komisi IV DPR Janji Undang Aktivis Lingkungan untuk Bahas UU Baru Kehutanan
    In News
    Kamis, 26 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media