Baca juga: Tiga Langkah Diklaim Menteri Pariwisata Bisa Menjaga Kelestarian Raja Ampat
Dietriech juga menyoroti dampak kebisingan terhadap sektor perikanan. Suara keras membuat ikan seperti tuna dan kerapu menjauh dari daerah tangkap tradisional, sehingga meningkatkan biaya operasional nelayan. Gangguan terhadap pemijahan ikan budi daya seperti kerang dan tiram juga dapat menurunkan produktivitas.
Ia pun mengimbau kolaborasi lintas pihak perlu diupayakan. Yakni dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemerintah daerah dan desa pesisir, komunitas diving dan wisata bahari, serta universitas melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik laut.
Baca juga: Tambang Nikel di Raja Ampat, Ini Respons Tiga Menteri Soal Perizinan
“Perlu edukasi publik dan nelayan mengenai bahaya polusi suara laut. Perlu ada sosialisasi, pelatihan teknis, dan penerapan zona tenang laut. Edukasi masyarakat harus berbasis lokal dan berkelanjutan,” tegas dia.
Kampanye publik seperti “Laut Butuh Sunyi untuk Tetap Hidup” dan pembentukan zona akustik sensitif di wilayah habitat laut menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut dari ancaman kebisingan. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post