Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Djumanto: Ikan Wader Rentan Punah, Bahkan Bisa Kritis

Ikan kecil-kecil yang digoreng garing dan sedap disantap dengan sambal terasi atau teman lauk nasi pecel itu ternyata rentan punah. Mengapa?

Rabu, 10 Mei 2023
A A
Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian, Prof. Djumanto. Foto kagama.co.

Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian, Prof. Djumanto. Foto kagama.co.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Gambaran secara umum, perairan darat di DIY masih menyimpan 47 jenis ikan, meliputi 42 jenis ikan lokal atau asli. Serta 5 jenis ikan introduksi, yakni ikan red devil, guppy, nila, sapu-sapu, dan ekor pedang. Berdasarkan status keberadaannya, ikan berstatus risiko rendah sebanyak 83 persen, ikan berstatus belum dievaluasi sebesar 13 persen, sedangkan yang berstatus informasi data kurang dan rentan masing-masing 2 persen.

Salah satu spesies ikan yang berstatus rentan adalah ikan wader (Rasbora lateristriata). Ikan sungai berukuran kecil yang biasa digoreng garing untuk teman makan. Bahkan statusnya bisa meningkat menjadi kritis ketika kualitas habitat ikan wader mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga tidak cocok untuk berkembang biak.

“Ikan yang berstatus risiko rendah juga bisa menjadi rentan apabila tingkat penangkapan dan gangguan antropogenik lainnya sangat tinggi,” papar Prof. Djumanto dalam pidato pengukuhan Guru Besar berjudul “Tantangan Peningkatan Produksi dan Pelestarian Sumber Daya Ikan Asli Perairan Darat Indonesia” di Balai Senat UGM, Selasa, 9 Mei 2023.

Baca Juga: Gempa Dangkal 5,4 Magnitudo di Selat Sunda Banten

Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian itu menjelaskan terdapat sejumlah faktor utama yang mengancam keberadaan ikan air tawar asli perairan darat, termasuk ikan wader. Ancaman tersebut sangat tinggi dengan jenis cukup beragam. Salah satunya adalah cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Semisal, menggunakan alat tangkap yang merusak berupa setrum atau kejut listrik.

Juga perilaku pemancing ikan maupun penggemar ikan yang kurang bertanggung jawab, seperti melepas spesies ikan tertentu yang berakibat pada penurunan populasi ikan mangsa. Lalu, introduksi spesies asing yang invasif bisa menjadi kompetitor atau predator ikan asli.

Perlindungan dan pelestarian terhadap ikan asli menurut Djumanto dapat dilakukan dengan beberapa cara. Seperti pemanfaatan ikan terkendali, pembuatan reservat, penebaran atau restocking, pengendalian ikan invasif, domestikasi ikan asli, dan modifikasi habitat pemijahan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: habitat pemijahanikan waderpredator ikan asliProf. DjumantoRasbora lateristriatarentan punahUGM

Editor

Next Post
Rentetan gempa di Selat Sunda Banten hingga Rabu, 10 Mei 2023, pukul 17.54 WIB sudah terjadi 29 kali. Foto tangkap layar Google Earth pusat gempa 5,2 magnitudo di Selat Sunda Banten.

Rentetan Gempa di Selat Sunda Banten 29 Kali Terjadi

Discussion about this post

TERKINI

  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Keindahan pemandangan lautan di Raja Ampat, Ppaua Barat Daya. Foto Dok. Kemenpar.Pro Kontra Isu Tambang Nikel, Kemenpar Sebut Raja Ampat Aman Dikunjungi
    In Traveling
    Sabtu, 14 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media