Baca Juga: Banjir Bandang Bawa Bebatuan Besar di Humbang Hasundutan, 12 Warga Hilang
“Artinya, kalau saya tidak masuk di bagian dalam, mungkin sebagian besar badan saya sudah terkena potongan roket dan bisa selamat karena ada pohon besar. Jadi saya termasuk yang harus berhutang budi kepada pohon-pohon itu,” tutur Doni.
Ketika menjadi Komandan Brigade, Danrem, Danpaspampres, Danjen Kopassus dan Pangdam, salah satu program yang ia tekankan yaitu penanaman pohon. Karya mulianya tampak di kawasan sejuk penuh pepohonan di Brigif Para Raider 3 Tri Budi Sakti di Kariango dan Batalyon 731 Kabaresi di Masohi. Ia juga membuat program pemulihan Sungai Citarum.
“Air sumber kehidupan, sungai adalah peradaban bangsa. Bagaimana kita bisa dianggap sebagai bangsa yang beradab, ketika mata air kita musnahkan dan sungai kita cemari,” ucap Doni saat membacakan pidato orasi di IPB University.
Baca Juga: Hujan Abu di Boyolali dan Magelang Akibat Awan Panas Merapi 2 Kilometer
Berbagai upaya kepedulian dalam hubungan sesama dan alam diwujudkan dengan berbagai kegiatan seperti membangun hubungan dengan Pemerintah Timor Leste, pemulihan pascakonflik Maluku dengan emas hijau dan emas biru serta penegakan hukum ekokrasi terhadap para perusak lingkungan.
Tanggap Sebelum Covid-19 Masuk
Doni dikenal sebagai sosok yang menghargai alam, sehingga menjadi teladan bersama. Legasi yang ditinggalkan menjadi perhatian semua pihak. Jargon “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”, merupakan wujud konkret Doni dalam menghargai kehidupan alam semesta. Hal tersebut diimplementasikan BNPB dengan berbagai upaya mitigasi vegetasi sebagai bentuk pengurangan risiko bencana.
Saat fase awal pandemi Covid-19, Doni sudah mengambil peran. Sebelum virus Covid-19 dinyatakan masuk ke Indonesia, Doni telah membuat berbagai perencanaan dan antisipasi. Rapat koordinasi antara kementerian dan lembaga, TNI dan Polri dilakukan, khususnya mengantisipasi penyebaran virus melalui pintu masuk negara.
Baca Juga: Status Anak Krakatau Masih Siaga, Gunung Karangetang Turun Jadi Waspada
Selain itu, ia pun mengajak berbagai pihak dari entitas pakar dan multi disiplin ilmu untuk membahas kebijakan dan langkah-langkah pengendalian Covid-19, yang dikenal dengan sinergi pentaheliks.
Saat virus sudah terdeteksi masuk wilayah Indonesia, Doni menghabiskan satu setengah tahun untuk tinggal di Kantor Graha BNPB untuk melakukan penanganan dan pengendalian pandemi. Selain demi totalitas menjalankan tugas, sekaligus menjaga keluarga di rumah agar tidak tertular Covid-19. Sebab, tugas Kepala Satgas acapkali berinteraksi langsung dengan penderita Covid-19.
Dalam penanganan bencana alam dan pandemi Covid-19, mantan Pangdam III/Siliwangi periode 2017-2018 itu mengingatkannya menjadi tugas semua pihak. Penerima gelar doktor honoris causa dari Institut Pertanian Bogor (IPB University) ini mengajak berbagai unsur atau pentaheliks dalam penanggulangan bencana di Tanah Air.
Baca Juga: Kenali Gejala Pneumonia dan Cara Mencegahnya
Lebih lanjut, Suharyanto menyatakan BNPB berkabung selama tiga hari ke depan. Hal ini dimaksudkan agar segenap entitas penanggulangan bencana, baik di tingkat pusat dan daerah bisa mengenang, mengapresiasi dan bersama-sama melanjutkan langkah-langkah yang sudah dilakukan almarhum.
Doni Monardo ditunjuk menjadi Kepala BNPB pada periode 2019 hingga 2021. Sebelum berkarya di BNPB, beliau menjabat Sekretaris Jenderal Wantannas 2018 hingga 2019.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, jenazah Doni Monardo dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Prosesi pemakaman dilakukan dengan cara militer dipimpin Inspektur Upacara Danpusterad Letjen TNI Teguh Muji Angkasa. Sebelum pemakaman, upacara pelepasan jenazah berlangsung di Balai Markas Komando Kopassus, Cijantung.
Terima kasih atas jasa dan karya kemanusiaan untuk Indonesia. Selamat jalan Letjen TNI (Purn) Doni Monardo. [WLC02]
Discussion about this post