Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Emilya Nurjani, Sampaikanlah Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dengan Bahasa Mudah Dipahami

Terkadang yang disampaikan tidak dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat sehingga salah dipahami masyarakat.

Jumat, 24 Oktober 2025
A A
Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.

Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi La Nina akan terjadi di Indonesia dengan potensi mencapai 50-70% pada periode Oktober 2025 hingga Januari 2026. Berdasarkan indeks dan durasi kejadiannya, potensi ini termasuk ke dalam kategori lemah sehingga pengaruhnya terbatas lokal saja. Tetap ada peningkatan curah hujan, namun tidak terlalu besar dengan intensitas berbeda-beda di setiap daerah.

La Nina terjadi karena ada perbedaan tekanan udara yang menyebabkan peningkatan tekanan di Samudra Pasifik. Saat terjadi La Nina, tekanan udara di Indonesia lebih rendah dibandingkan Samudera Pasifik sisi timur, di Amerika Selatan, sehingga peluang hujan di Indonesia menjadi lebih besar.

“Sebetulnya La Nina ini termasuk dalam gangguan. Itu tidak bisa dicegah karena itu sistem tekanan udara yang regional bahkan bisa menjadi global,” jelas Dosen Fakultas Geografi UGM, Emilya Nurjani, Kamis, 23 Oktober 2025.

Baca juga: Belajar dari Kearifan Lokal Kasepuhan Girijaya dan Tahura Atasi Perubahan Iklim

Menurut Emilya, umumnya yang paling sering terkena dampak La Nina dimulai dari wilayah Indonesia bagian timur, kemudian menyusur ke bagian barat. Berdasarkan topografinya, wilayah Indonesia sangat beragam sehingga pengaruhnya sangat lokal. Tidak semua wilayah Indonesia akan memiliki dampak yang sama di setiap daerah di Indonesia.

“Belum tentu La Nina berpengaruh di Jogja juga mempunyai pengaruh yang sama seperti di Kalimantan atau Jakarta,” ucap dia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BMKGcuaca ekstremEmilya NurjaniFakultas Geografi UGMLa Nina

Editor

Next Post
Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.

Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan

Discussion about this post

TERKINI

  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.Emilya Nurjani, Sampaikanlah Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dengan Bahasa Mudah Dipahami
    In Sosok
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Ilustrasi kearifan lokal masyarakat adat Kasepuhan Girijaya di Sukabumi, Jawa Barat. Foto Dok. IPB University.Belajar dari Kearifan Lokal Kasepuhan Girijaya dan Tahura Atasi Perubahan Iklim
    In Rehat
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi Walhi tolak PLTGU Batang. Foto Dok. Walhi.Walhi Tolak Proyek PLTGU Batang, Gunakan Gas Fosil Penyebab Emisi Gas Rumah Kaca
    In Lingkungan
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi biwak yang diperjualbelikan di Indonesia. Foto tomas_a_r_81/pixabay.com.Perdagangan Biawak Diperbolehkan, Tapi Jangan Merusak Ekosistem
    In News
    Rabu, 22 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media