Penemuan keempat kalinya bayi orangutan tanpa induk ini akan ditindaklanjuti dengan koordinasi dan komunikasi dengan pihak desa atau perusahaan terkait di sekitar lokasi penemuan. Khususnya untuk penggalian informasi lebih lanjut.
Pada kesempatan lain, Kepala Balai KSDA Kalbar, RM. Wiwied Widodo menyampaikan perlu dilakukan sterilisasi lokasi dan observasi dilokasi penemuan bayi orangutan untuk memastikan keberadaan induknya. Juga dilakukan pengumpulan data.
Baca Juga: Yusuf Surachman, Peta Batimetri Kumpulkan Data untuk Memprediksi Tsunami
“Lokasi ini akan ditandai untuk dilakukan pemantauan secara berkala,” kata Wiwied.
Orangutan merupakan primata endemik yang memiliki sifat layaknya manusia. Induk orangutan akan selalu mengendong bayinya kemanapun pergi sampai bayi tersebut mandiri pada usia 7 – 8 tahun.
Orangutan mempunyai tugas penting bagi kelangsungan hidup manusia, salah satunya sebagai penyeimbang kelangsungan ekosistem hutan.
Baca Juga: DPR Sahkan RUU KSDAHE dan Walhi Menolak karena Poin-poin Kritis Diabaikan
“Harapannya, kita dapat lebih bijak bertindak saat menjumpainya di hutan dengan tidak menganggu, melukai apalagi membunuhnya,” pesan Wiwied.
Tim juga akan melaksanakan kegiatan edukasi terkait animal behavior orangutan di desa atau perusahaan lokasi penemuan bayi orangutan. Langkah tersebut merupakan bentuk upaya preventif mitigasi dugaan dan/atau potensi tindak kejahatan terhadap satwa liar dilindungi ini. [WLC02]
Sumber: KSDAE Kementerian LHK
Discussion about this post