Wanaloka.com – Peta Batimetri dapat diartikan pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut. Keberadaannya dibutuhkan mengingat lautan Indonesia luas dan memiliki kekayaan laut yang melimpah, seperti ikan, mineral, dan minyak bumi. Juga berperan di bidang keilmuan, seperti untuk mengetahui topografi pulau-pulau yang saling menyambung di perairan Indonesia.
“Kehadiran Peta Batimetri diperlukan untuk membantu pemerintah mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan,” Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yusuf Surachman Djajadihardja dalam webinar Diskusi Geologi Sumber Daya (Digdaya) pada 8 Juni 2024 lalu.
Peta Batimetri tak hanya menunjukkan pemahaman dan pemanfaatan laut secara optimal. Manfaatnya tidak sebatas sektor maritim, tetapi juga meluas ke berbagai bidang lain, seperti riset, perikanan, industri, pariwisata. Namun juga dalam penanggulangan bencana alam.
Baca Juga: DPR Sahkan RUU KSDAHE dan Walhi Menolak karena Poin-poin Kritis Diabaikan
“Bahkan setelah terjadi gempa besar bawah laut yang menyebabkan tsunami, Peta Batimetri dapat langsung mengevaluasi deformasinya,” jelas Yusuf.
Ia mencontohkan kasus tsunami Jepang tanggal 11 Maret 2011. Jepang dapat langsung mengidentifikasi penyebab tsunami. Sehari setelah bencana tersebut, pemerintah di sana mengumumkan ada pergerakan sepanjang 50 meter dilihat dari awal data pembanding.
Sementara saat terjadi bencana tsunami Aceh pada tahun 2004, Indonesia tidak memiliki data awal, sehingga tidak dapat melihat perambatan tsunami. Sementara gempa yang sebelumnya terjadi telah mengakibatkan permukaan dasar laut yang berantakan dan menghasilkan lumpur yang sangat banyak.
Discussion about this post