Baca Juga: Fungi Kaya Manfaat yang Belum Diungkap
Demikian pula dengan pengembangan gasifikasi yang mengubah energi kotor batu bara menjadi energi bersih gas. Produk gasifikasi akan menggantikan LPG yang impor dan subsidi konten sangat tinggi. Sayangnya, proyek gasifikasi tersebut berhenti saat Perusahaan Amerika Serikat Air Product hengkang dari konsorsium bersama Pertamina.
Dalam konteks ketersediaan dan keterjangkauan energi, menurut Fahmy sangat tepat apabila pemerintah memberikan penekanan atau perhatian besar pada pendidikan vokasi. Upaya tersebut seiring dengan harapan Jokowi, bahwa selain meminta ada strategi besar terkait ketersediaan dan keterjangkauan energi, ia juga berharap RPJN 2025-2045 memberikan penekanan pada pendidikan vokasi.
Baca Juga: 5 Kali Erupsi Gunung Anak Krakatau Paling Aktif Meletus di 2023
Menurut Fahmi, penekanan tersebut sangat tepat. Sebab pendidikan vokasi dapat mengatasi permasalahan ketersediaan teknologi dan inovasi yang dibutuhkan untuk pengembangan EBT di Indonesia. Pendidikan vokasi yang lebih menekankan pada pengembangan teknologi terapan akan sangat tepat dalam pengembangan teknologi EBT.
Mengingat RPJPN 2025-2045 merupakan rencana jangka panjang. Artinya, siapa pun Presiden terpilih mendatang harus melanjutkan pengembangan ketersediaan dan keterjangkau energi yang ditopang SDM lulusan pendidikan vokasi untuk memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post