Wanaloka.com – Tim ahli Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menjalin kerja sama dengan Kyoto University untuk mengatasi masalah gambut Indonesia terkait pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) hasil kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kolaborasi juga bertujuan meningkatkan peran masyarakat sebagai ujung tombak dalam penuntasan masalah gambut yang masih berkelindan di tanah air, khususnya di wilayah Provinsi Riau.
Tim Fahutan IPB University berasal dari Divisi Perlindungan Hutan, Departemen Silvikultur. Mereka adalah Prof. Bambang Hero Saharjo, Assoc Prof Ati Dwi Nurhayati, dan Erianto Indra Putra. Ketiganya juga bagian dari tim Regional Fire Management Resource Center Southeast Asia (RFMRC-SEA).
Sementara perwakilan dari Kyoto University yang ditemui adalah Prof. Okamoto Masaaki, Prof. Osamu Kozan (Pusat Studi Pengkajian Asia Tenggara/Center for Southeast Asian Studies/CSEAS), Prof. Takeda Sinya (Graduate School of Asian and African Area Studies), dan Naito Daisuke (Graduate School of Agriculture).
Baca juga: Kelapa Mulai Langka dan Mahal di Indonesia
“Pengalaman dan berbagai informasi yang berhasil diperoleh tim CSEAS Kyoto University merupakan masukan berharga dalam mengungkap berbagai permasalahan yang masih muncul hingga saat ini,” ujar Bambang Hero di Kyoto University, Jepang.
Informasi tersebut menyangkut masalah tenurial, lahan gambut yang makin terdesak karena sebagian besar dikuasai pemilik lahan, maupun masalah teknis gambut itu sendiri dari berbagai pandangan.
Sebelumnya, tim Fahutan IPB University sudah lama berkecimpung dengan permasalahan gambut, terutama emisi yang dihasilkan selama kebakaran, pemulihan, ground water level. Upaya ini telah digarap sejak 2013 lalu bersama Universitas Palangkaraya, Universitas Jambi, dan Universitas Riau.
Baca juga: Kemarau 2025 Lebih Singkat, Kementerian dan Lembaga Harus Tetap Siapkan Mitigasi Risiko
Discussion about this post