Baca Juga: Menuntaskan Masalah Sampah dari Hulu ke Hilir Versi KLHK
“Saya kira perlu keterlibatan perguruan tinggi untuk memantau dan menganalisis,” ujar Dwikorita.
Sementara Dr. Oki Muraza dari SVP Research and Technology Innovation PT Pertamina (Persero) mengatakan Pertamina memiliki beberapa inisiatif untuk mencapai target emisi nol bersih dalam rangka pengurangan emisi gas rumah kaca. Keberadaan sumber keanekaragaman hayati dan sebagai produsen minyak nabati dunia diharapkan bisa berkontribusi sebagai usaha sumber penyerap karbon dan penyedia bahan baku untuk kilang hijau.
“Kami mulai berupaya mengurangi emisi metana dan mendorong pemulihan dari penggunaan sumber energi metana,” kata Oki.
Baca Juga: Tahun Politik 2024, Walhi Serukan Konsolidasi Keadilan Sosial Ekologis
Caranya adalah mendorong pemanfaatan etanol dan limbah biomassa dari perkebunan. Pertamina juga memulai inisiatif pemanfaatan green hidrogen di Indonesia yang akan menggunakan listrik dari lapangan geothermal pertamina.
Sedangkan Senior Vice President of Sustainability PT Astra Agro Lestari, Dr. Bandung Sahari mengatakan luasan tanah gambut yang dimiliki Indonesia dan Malaysia merupakan delapan persen dari total luasan lahan gambut di dunia. Namun konversi lahan gambut menjadi perkebunan sawit memunculkan isu deforestasi yang menyebabkan Uni Eropa memperketat ekspor minyak sawit melalui aturan deforestasi asal bahan baku minyak sawit.
Baca Juga: Yogyakarta Diguncang Gempa Dangkal 6,0 Magnitudo Aftershocks 29 Kali Terjadi
Bandung menilai isu soal deforestasi perlu diluruskan, karena perusahaan sawit juga melakukan usaha restorasi lahan, konservasi tanaman langka serta menjaga biodiversitas flora dan fauna di sekitar area perkebunan. Juga restorasi mangrove untuk mitigasi perubahan iklim.
“Karena masih ada biodiversitas yang dipertahankan,” kata Bandung. [WLC04]
Sumber: UGM
Discussion about this post