Senin, 30 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Fedik Abdul Ratam, Tantangan Pembuatan Vaksin Inavac dari Alat hingga Dana

Vaksin Inavac merupakan salah satu vaksin karya anak bangsa yang diproduksi Unair.

Minggu, 8 Januari 2023
A A
Guru Besar FKH Unair, Prof. Fedik Abdul Rantam. Foto bprin.unair.ac.id.

Guru Besar FKH Unair, Prof. Fedik Abdul Rantam. Foto bprin.unair.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Salah satu perjuangan saat pandemi Covid-19 adalah pembuatan Vaksin Merah Putih atau Inavac karya dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair yang digagas Prof. Fedik Abdul Rantam. Ia mengungkap perjuangan panjang untuk memperoleh sampel pengujian vaksin Covid-19 karena membutuhkan 17 tahapan.

“Kerja sama antara Unair dengan PT Biotis itu awalnya mengisolasi 29 virus. Kemudian diseleksi hingga akhirnya didapat satu sampel terbaik,” terang Guru Besar FKH Unair itu dalam talkshow di sela Pameran Arsip Pandemi Covid-19 di Balai Pemuda, Alun-alun Surabaya, 4 Januari 2023.

Untuk mencapai semua tahapan itu bukan tanpa hambatan. Ada kendala peralatan yang harus dioptimalkan terlebih dahulu. Juga pendanaan yang awalnya tidak disokong oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, tapi kemudian didukung Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Memantik Pembangunan Museum Covid-19 Lewat Pameran Arsip Unair

“Meskipun begitu, saya dan tim merasa senang karena presentasi progres kami selalu bagus. Itulah pentingnya excellence with morality, dengan kemampuan yang kami miliki, juga ketulusan kami membantu orang lain akan didapat hasil yang baik dan maksimal,” papar Fedik.

Tidak sedikit pula masyarakat Indonesia yang menentang vaksin karena menganggap tidak akan terinfeksi Covid-19 meskipun tidak vaksin. Fedik pun mengaitkan dengan kasus bertahun-tahun lalu.

“Kami tentu tidak bisa memaksa orang lain, tapi kami bisa melihat dari realitanya saja. Indonesia dulu mengalami penurunan banyak kasus, contohnya influenza juga karena vaksin,” jelas Fedik.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BPOMEUAPameran Arsip Pandemi Covid-19Prof. Fedik Abdul RantamUnairvaksin Inavacvaksin Merah Putih

Editor

Next Post
Guru Besar Farmasi Unair, Prof. Retno Sari. Foto unair.ac.id

Retno Sari, Atasi Panic Buying dengan Hand Sanitizer dari Daun Sirih

Discussion about this post

TERKINI

  • Gunung Rinjani. Foto Dok. Kemenpar.Belajar dari Kasus Juliana, Operator hingga Pendaki Harus Patuhi SOP Pendakian Ekstrem Gunung Rinjani
    In Traveling
    Sabtu, 28 Juni 2025
  • Ilustrasi badai dilautan. Foto dexmac/pixabay.comCuaca Ekstrem Intai Sepekan Depan, Waspada Liburan ke Puncak hingga Labuan Bajo
    In News
    Sabtu, 28 Juni 2025
  • Anggrek Dendrobium azureum. Foto Yanuar Ishaq Dwi Cahyo/Fauna & Flora International-Indonesia Programme.Anggrek Biru Raja Ampat Terancam Punah, Tapi Tak Dilindungi Hukum Indonesia
    In Rehat
    Jumat, 27 Juni 2025
  • PLTP Blawan Ijen, Kabupaten Bondowoso yang diresmikan secara hybrid oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis, 26 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres.Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Panas Bumi dan Surya, Klaim Nol Emisi Karbon Tepat Waktu
    In News
    Jumat, 27 Juni 2025
  • Lahan proyek food estate yang memakan lahan hutan. Foto Dok. Greenpeace.Komisi IV DPR Janji Undang Aktivis Lingkungan untuk Bahas UU Baru Kehutanan
    In News
    Kamis, 26 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media