Wanaloka.com – Salah satu perjuangan saat pandemi Covid-19 adalah pembuatan Vaksin Merah Putih atau Inavac karya dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair yang digagas Prof. Fedik Abdul Rantam. Ia mengungkap perjuangan panjang untuk memperoleh sampel pengujian vaksin Covid-19 karena membutuhkan 17 tahapan.
“Kerja sama antara Unair dengan PT Biotis itu awalnya mengisolasi 29 virus. Kemudian diseleksi hingga akhirnya didapat satu sampel terbaik,” terang Guru Besar FKH Unair itu dalam talkshow di sela Pameran Arsip Pandemi Covid-19 di Balai Pemuda, Alun-alun Surabaya, 4 Januari 2023.
Untuk mencapai semua tahapan itu bukan tanpa hambatan. Ada kendala peralatan yang harus dioptimalkan terlebih dahulu. Juga pendanaan yang awalnya tidak disokong oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, tapi kemudian didukung Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Memantik Pembangunan Museum Covid-19 Lewat Pameran Arsip Unair
“Meskipun begitu, saya dan tim merasa senang karena presentasi progres kami selalu bagus. Itulah pentingnya excellence with morality, dengan kemampuan yang kami miliki, juga ketulusan kami membantu orang lain akan didapat hasil yang baik dan maksimal,” papar Fedik.
Tidak sedikit pula masyarakat Indonesia yang menentang vaksin karena menganggap tidak akan terinfeksi Covid-19 meskipun tidak vaksin. Fedik pun mengaitkan dengan kasus bertahun-tahun lalu.
“Kami tentu tidak bisa memaksa orang lain, tapi kami bisa melihat dari realitanya saja. Indonesia dulu mengalami penurunan banyak kasus, contohnya influenza juga karena vaksin,” jelas Fedik.
Discussion about this post