Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Fedik Abdul Ratam, Tantangan Pembuatan Vaksin Inavac dari Alat hingga Dana

Vaksin Inavac merupakan salah satu vaksin karya anak bangsa yang diproduksi Unair.

Minggu, 8 Januari 2023
A A
Guru Besar FKH Unair, Prof. Fedik Abdul Rantam. Foto bprin.unair.ac.id.

Guru Besar FKH Unair, Prof. Fedik Abdul Rantam. Foto bprin.unair.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Salah satu perjuangan saat pandemi Covid-19 adalah pembuatan Vaksin Merah Putih atau Inavac karya dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair yang digagas Prof. Fedik Abdul Rantam. Ia mengungkap perjuangan panjang untuk memperoleh sampel pengujian vaksin Covid-19 karena membutuhkan 17 tahapan.

“Kerja sama antara Unair dengan PT Biotis itu awalnya mengisolasi 29 virus. Kemudian diseleksi hingga akhirnya didapat satu sampel terbaik,” terang Guru Besar FKH Unair itu dalam talkshow di sela Pameran Arsip Pandemi Covid-19 di Balai Pemuda, Alun-alun Surabaya, 4 Januari 2023.

Untuk mencapai semua tahapan itu bukan tanpa hambatan. Ada kendala peralatan yang harus dioptimalkan terlebih dahulu. Juga pendanaan yang awalnya tidak disokong oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, tapi kemudian didukung Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Memantik Pembangunan Museum Covid-19 Lewat Pameran Arsip Unair

“Meskipun begitu, saya dan tim merasa senang karena presentasi progres kami selalu bagus. Itulah pentingnya excellence with morality, dengan kemampuan yang kami miliki, juga ketulusan kami membantu orang lain akan didapat hasil yang baik dan maksimal,” papar Fedik.

Tidak sedikit pula masyarakat Indonesia yang menentang vaksin karena menganggap tidak akan terinfeksi Covid-19 meskipun tidak vaksin. Fedik pun mengaitkan dengan kasus bertahun-tahun lalu.

“Kami tentu tidak bisa memaksa orang lain, tapi kami bisa melihat dari realitanya saja. Indonesia dulu mengalami penurunan banyak kasus, contohnya influenza juga karena vaksin,” jelas Fedik.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BPOMEUAPameran Arsip Pandemi Covid-19Prof. Fedik Abdul RantamUnairvaksin Inavacvaksin Merah Putih

Editor

Next Post
Guru Besar Farmasi Unair, Prof. Retno Sari. Foto unair.ac.id

Retno Sari, Atasi Panic Buying dengan Hand Sanitizer dari Daun Sirih

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media