Tak heran, para petani berbagi pengetahuan dan pengalaman budidaya kopi yang mengacu pada prinsip pertanian berkelanjutan dalam festival tersebut. Meliputi pemupukan organik, praktik-praktik penanaman yang ramah lingkungan, dan perlindungan hutan di sekitar perkebunan kopi.
Baca Juga: Gempa 7,2 Magnitudo Laut Banda Picu Tsunami Minor, Gempa Susulan Cukup Tinggi
Tujuan berbagi ilmu tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas kopi. Melainkan juga menjaga ekosistem yang mendukung pertanian yang memungkinkan untuk diversifikasi. Di mana ketika panen kopi tidak berlimpah, petani kopi masih dapat mengandalkan sumber pendapatan lain, seperti pertanian tanaman pangan atau peternakan.
“Strategi diversifikasi juga dapat membantu menciptakan fondasi yang kokoh untuk ketahanan pangan jangka panjang,” kata Herdiansyah.
Hasil dari usaha bersama dalam industri kopi masyarakat dan perayaan Festival Panen Kopi Gayo, masyarakat penyelenggara mampu menghadapi tantangan ketahanan pangan dengan lebih baik. Semakin banyak praktik pertanian berkelanjutan, semakin banyak petani yang berhasil dan semakin kuat industri kopi masyarakat, semakin besar pula kontribusi mereka terhadap penyediaan makanan yang cukup dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Baca Juga: Dulu Info Gempa Bumi Menunggu Berjam-jam, Sekarang Cepat Lewat SOP InaTEWS
“Kami bisa saling bersilahturahmi, berdiskusi dan membuka wawasan kembali untuk keberlanjutan kopi Gayo di tengah tantangan saat ini yang semakin kompleks. Juga menunjukan apa yang kami raih lewat pameran, bazar pertunjukan dengan media seni budaya,” kata salah satu petani kopi Aceh Tengah, Aman Akram.
Festival tersebut telah diselenggarakan sejak tahun 2017. Tahun ini adalah penyelenggaraan ke-6 di Dataran Tinggi Tanah Gayo Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan tahunan itu didukung Direktoral Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, berkerjasama dengan Gayo Kultural Lab dan masyarakat desa-desa yang terlibat dalam penyelenggaraan.
Festival Panen Kopi Gayo diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa-desa penyelenggara melalui pemajuan kebudayaan desa dengan pengembangan potensi-potensi budaya. Nantinya dapat dimanfaatkan untuk kesejahtraan masyarakat dengan menjaga nilai-nilai kebudayaan setempat sebagai modal melanjutkan kehidupan. [WLC02]
Discussion about this post