Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter

Gedung ini dilengkapi teknologi base isolation tipe Friction Pendulum yang mampu meredam guncangan gempa hingga periode ulang 2.500 tahun.

Rabu, 23 Juli 2025
A A
Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.

Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meresmikan Gedung Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) bertepatan dengan peringatan Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (HMKG) ke-78 di Jakarta, Senin, 21 Juli 2025. Gedung yang menjadi pusat komando sistem peringatan dini multi-bahaya pertama di Indonesia ini dirancang khusus tahan gempa.

Gedung ini menjadi jantung baru sistem peringatan dini nasional. Dalam gedung seluas seluas 8.450 m² dilengkapi teknologi base isolation tipe Friction Pendulum yang mampu meredam guncangan gempa hingga periode ulang 2.500 tahun. Berlokasi di Jakarta, gedung ini merupakan bagian dari Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dengan fasilitas cadangan (backup center) di Denpasar, Bali.

“Gedung baru ini berdiri kokoh dengan teknologi base isolation, yaitu sistem peredam guncangan gempa yang dipasang pada fondasi bangunan. Fondasi ditanam hingga kedalaman hampir 30 meter di tanah keras, menggantikan tanah lunak sebelumnya, guna mengurangi amplifikasi gempa,” papar Dwikorita.

Baca juga: Karhutla di Riau, 29 Orang Tersangka dan Luas Lahan Terdampak Capai 1.000 Hektare

Pembangunan pusat komando ini merupakan langkah strategis memperkuat sistem nasional peringatan dini berbasis geofisika dan iklim. Baik Tsunami Early Warning System (TEWS), Earthquake Early Warning System (EEWS), Meteorology Early Warning System (MEWS), dan Climatology Early Warning System (CEWS). Seluruh sistem tersebut terintegrasi dalam satu ruang kendali beroperasi 24/7 dengan dukungan sistem cadangan yang andal.

“Melalui proyek IDRIP ini, Indonesia mulai menyiapkan sistem peringatan dini yang tidak hanya berfokus pada megathrust, namun juga berbagai jenis potensi bencana lainnya,” ujar dia.

Pembangunan ini merupakan respons atas kegagapan masa lalu saat Indonesia menghadapi bencana besar seperti tsunami Aceh 2004 dan Palu 2018. Kini, berbagai potensi bencana, cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi, hingga tsunami, dapat dimonitor dalam satu sistem yang terintegrasi, yaitu Multi-Hazard Early Warning System (MHEWS). Sistem ini dikembangkan para talenta muda BMKG yang belajar di berbagai negara.

Baca juga: Karhutla Juga Terpantau di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Kalimantan Selatan

Dengan teknologi base isolation yang memungkinkan penerapan pada gedung eksisting (retrofitted), pembangunan ini juga menjadi solusi masa depan untuk memperkuat infrastruktur vital lainnya.

Gedung serupa kini tengah dibangun di Denpasar sebagai cadangan, meski dengan versi yang lebih sederhana karena struktur bangunannya lebih rendah. Gedung ini terdiri dari sembilan lantai dan dua basement, dengan total luas bangunan mencapai 8.679,88 m². Terdapat 23 titik base isolator friction pendulum yang terpasang menggunakan sistem jacking untuk menjamin akurasi dan keamanan.

“Indonesia mengalami 3.000–5.000 bencana setiap tahun dengan kerugian mencapai Rp23–30 triliun. Gedung ini adalah langkah awal penting dalam membangun ekosistem mitigasi bencana yang tangguh,” kata Sekretaris Utama BNPB, Rustian yang juga hadir.

Baca juga: Bambang Hero, Ada Dua Rekomendasi Hadapi Peningkatan Karhutla Ekstrem

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, turut menambahkan bangunan ini bukan sekadar fasilitas, tapi simbol kemajuan sistem peringatan dini nasional.

“Gedung ini akan menjadi pusat kendali strategis dengan sistem komunikasi bencana, pusat data, dan operasional 24/7 yang sangat penting untuk koordinasi saat detik-detik darurat,” ucap dia.

Sementara Direktur Operasional I PT WEGE, Bagus Tri Setyana menekankan bahwa proyek ini bukan hanya solusi konstruksi. Melainkan kontribusi terhadap masa depan berkelanjutan.

Baca juga: Hasil Tinjauan BNPB, Kebakaran Lahan dan Hutan Terjadi di Seluruh Wilayah Riau

“Sistem ini belum pernah digunakan untuk pusat data di Indonesia sebelumnya. Menariknya, sebagian besar komponennya dibuat secara lokal oleh anak perusahaan kami, WIKA Industri Baja, meski teknologinya dari Italia. Ini meningkatkan nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN),” ujar Bagus.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Gedung Multi Hazard Early Warning SystemKepala BMKG Dwikorita Karnawatisistem peringatan dini multi bahayaSMONGtahan gempa

Editor

Discussion about this post

TERKINI

  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Karhutla di wilayah Riau. Foto Dok. KLH.Karhutla di Riau, 29 Orang Tersangka dan Luas Lahan Terdampak Capai 1.000 Hektare
    In News
    Selasa, 22 Juli 2025
  • Ilustrsi persiapan operasi modifikasi cuaca (OMC). Foto Dok. BNPB.Karhutla Juga Terpantau di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Kalimantan Selatan
    In Bencana
    Selasa, 22 Juli 2025
  • Direktur RFMRC-SEA, Prof. Bambang Hero Saharjo. Foto Istimewa.Bambang Hero, Ada Dua Rekomendasi Hadapi Peningkatan Karhutla Ekstrem
    In Sosok
    Senin, 21 Juli 2025
  • Kondisi lahan dan hutan yang terbakar di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, 21 Juli 2025. Foto Dok. BNPB.Hasil Tinjauan BNPB, Kebakaran Lahan dan Hutan Terjadi di Seluruh Wilayah Riau
    In Bencana
    Senin, 21 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media