Manfaat memeluk pohon dalam forest bathing dapat terjadi melalui beberapa mekanisme. Antara lain stimulasi sensorik, pelepasan hormon oksitosin, dan paparan senyawa alami dari pepohonan seperti phytoncides. Aktivitas ini juga dapat memicu sistem saraf parasimpatis yang menimbulkan rasa rileks dan damai.
Namun, ia mengingatkan bahwa terapi ini bukanlah pengganti pengobatan utama bagi gangguan kejiwaan berat.
“Forest bathing cocok untuk stres ringan hingga sedang, seperti kelelahan emosional, kecemasan ringan, atau burnout,” jelas dia.
Baca juga: Muka Air Laut di Wilayah Indonesia Naik di Bawah 0,5 Meter Usai Gempa M8,7 Rusia, Berbahayakah?
Durasi forest bathing dapat bervariasi, mulai dari 50 menit hingga 24 jam, tergantung pada kebutuhan dan kondisi individu. Ia menekankan pentingnya melihat aktivitas memeluk pohon sebagai bagian dari praktik menyeluruh, bukan tindakan tunggal.
Hingga kini, terdapat lebih dari 5.000 artikel terkait forest bathing atau shinrin yoku di Google Scholar, dengan penelitian utama berasal dari Jepang dan Korea Selatan.
“Forest bathing dapat menjadi bagian dari pendekatan holistik menjaga kesehatan mental, bersama olahraga, meditasi, dan terapi profesional,” tutur dia. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post