Lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Umumnya, daerah ini tersusun morfologi dataran pantai dan pada bagian tengahnya merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal.
Menurut data Badan Geologi, daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi pantai, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan. Batuannya tersusun oleh endapan Kuarter yang terdiri dari endapan pantai dan batuan rombakan gunungapi muda yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Baca Juga: DPR Sahkan RUU KSDAHE dan Walhi Menolak karena Poin-poin Kritis Diabaikan
“Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi,” papar Wafid.
Sementara berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari USGS Amerika Serikat, gempa bumi ini dipicu aktivitas zona penunjaman di selatan Filipina dengan mekanisme sesar naik sudut landai.
Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca, Ini Pulau yang Masih Diguyur Hujan dan Angin Kencang 8-14 Juli
Wafid menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan percaya oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
“Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud tergolong rawan gempa bumi dan tsunami. Jadi harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non structural. Bangunan-bangunan di sana harus dibangun dengan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan,” tutup Wafid. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post