Wanaloka.com – Gempa bumi mengguncang Kota Tahuna (ibu kota Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara) dengan magnitudo (M) 7,0 pada kedalaman 632 km. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 123,28 BT dan 6,14 LU, berjarak sekitar 370 km barat laut.
“Ini adalah gempa dalam (Deep Focus Eartquake) di perbatasan Indonesia dan Filipina,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam akun X @DaryonoBMKG tertanggal 11 Juli 2024.
Dampak gempa Sangihe M7.0 dirasakan di Pulau Mindanao di Filipina intensitas III-IV MMI. Sedangkan di wilayah Indonesia, gempa ini dirasakan di Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, Taliabu, Ternate dan talaud intensitas II-III MMI. Gempa M7,0 ini dirasakan di area yang jauh dari episenter.
Baca Juga: Data Terkini Longsor Tambang Tulabo Bone Bolango 23 Orang Tewas
“Ini salah satu ciri khas gempa dengan kedalaman hipocenter yang sangat dalam,” jelas Daryono.
Hasil monitoring BMKG hingga pukul 10.00 WIB, belum terjadi gempa susulan (aftershock). Sementara hasil pemodelan tsunami terhadap Gempa Sangihe oleh BMKG menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Padahal berdasarkan data Badan Geologi, wilayah terdampak gempa bumi berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid di Bandung, Kamis, 11 Juli 2024.
Baca Juga: Yusuf Surachman, Peta Batimetri Kumpulkan Data untuk Memprediksi Tsunami
Sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak di KRB gempa bumi menengah hingga tinggi. Meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, namun diperkirakan tidak mengakibatkan deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Sedangkan data Badan Geologi disebutkan, pantai di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud tergolong rawan tsunami, dengan potensi tinggi tsunami di pantai mencapai sekitar 5 meter hingga 9,8 meter.
Discussion about this post