Wanaloka.com – Bertepatan dengan Hari Kebebasan Pers Dunia tanggal 3 Mei, Konferensi Kebebasan Pers Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyoroti ancaman serius terhadap jurnalis peliput isu lingkungan yang berpotensi meningkat. Acara tersebut menjadi bagian dari Kongres XII AJI yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan pada 3-5 Mei 2024.
Dalam konferensi tersebut, AJI mempertemukan jaringan organisasi jurnalis di Asia Tenggara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja dan, Timor Leste untuk membahas hubungan antara krisis iklim, demokrasi dan kebebasan pers. Tujuannya untuk mempererat solidaritas di tengah kesamaan ancaman internal dan eksternal di tiap-tiap negara di kawasan Asia Tenggara. Serangan terhadap pers semakin masif dalam bentuk regulasi yang represif, kekerasan, dan penyensoran.
Ketua Panitia Kongres XII AJI, Mahdi Muhammad mengatakan tema “Menjaga Kebebasan Pers untuk Keadilan Iklim dan Demokrasi” dipilih karena perubahan iklim menjadi isu yang menarik perhatian publik. Ia menyebutkan banyak konferensi iklim yang belum menghasilkan tindakan signifikan untuk mengurangi, bahkan menghentikan pemanasan global.
Baca Juga: Pola Hidup Hemat Air di Masjid Istiqlal Lewat Daur Ulang Air Wudhu
Bumi semakin panas, permukaan air laut semakin tinggi, penggundulan hutan semakin parah, dan banjir di mana-mana. Persoalan tersebut berdampak pada kehidupan manusia. Upaya mengurangi dampak perubahan iklim, misalnya dengan beralih ke kendaraan listrik tidak serta merta mengurangi permasalahan lingkungan.
Permasalahannya, penambangan besar-besaran terjadi dan berdampak pada lingkungan dan masyarakat.
“Saat masyarakat adat menuntut haknya supaya lingkungannya tidak terganggu, mereka akan berhadapan dengan politisi, pengambil kebijakan, dan pebisnis,” kata Mahdi dalam siaran pers tertulis, Jumat, 3 Mei 2024.
Baca Juga: May Day, Nasib Buruh Tani Masih Terlupakan
Discussion about this post