Rabu, 6 Agustus 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Hasil Studi BRIN: Frekuensi Terbentuknya Siklon Seroja Dua Tahun Sekali

Siklon Seroja pada April 2021 lalu menelan korban ratusan jiwa. Dan ternyata frekuensi mekanisme terbentuknya bibit siklon itu lebih pendek, yakni 2 tahun sekali dari semestinya 100 atau 400 tahun sekali.

Senin, 3 April 2023
A A
Siklon Seroja tahun 2021. Foto bmkg.go.id.

Siklon Seroja tahun 2021. Foto bmkg.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Kejadian ekstrem secara waktu lebih lama karena memiliki setidaknya dua ciri: persisten atau bertahan lama dan sustain atau terus berlanjut. Secara skala spasial pun lebih luas karena mengacu pada gangguan cuaca skala sinoptik dalam rentang skala spasial ratusan hingga ribuan kilometer. Selan itu, dampak merusak dari suatu kejadian ekstrem bersifat katastropik atau massal, dapat menelan korban ratusan bahkan ribuan jiwa.

Baca Juga: Gempa Dangkal di Selatan Kota Denpasar Bali di Akhir Maret 2023

Kajian terbaru yang dilakukan tim di BRIN menunjukkan, kejadian ekstrem mengalami peningkatan karena faktor-faktor penyebabnya semakin intensif terjadi di Indonesia. Lantas, sejak kapan perubahan iklim itu terjadi?

Sejak tahun 1880 hingga 1979, suhu bumi tidak pernah mengalami anomali positif dengan tren yang terus meningkat. Padahal rentang waktunya sangat lama. Masa itu, anomali suhu global di atmosfer negatif atau mendingin. Baru sejak tahun 1940, suhu bumi mengalami fluktuatif. Anomalinya berubah positif – negatif lagi – naik sedikit positif lagi – mendingin lagi. Inilah yang dinamakan dengan Natural Variability Climate.

Namun sejak tahun 1980 sampai sekarang, para ilmuwan dunia memperhatikan peningkatan suhu yang naik sejak tahun tersebut tidak pernah turun lagi. Dari sinilah, para ilmuwan kemudian menemukan bahwa konsentrasi CO2 menjadi jawaban atas tidak menurunnya temperatur global.

Baca Juga: Presiden Jokowi Evaluasi Kawasan Bekas Tambang di Indonesia

“Sejak saat itu, manusia tidak berada lagi pada ranah variabilitas iklim. Melainkan ranah perubahan iklim,” kata Erma.

Perkiraan pemanasan global hingga Februari 2023 adalah 1,21 derajat celsius. Lantaran bumi sudah berada di domain perubahan iklim, tidak akan pernah ada lagi penurunan suhu.

“Itulah yang ingin diredam untuk memperlambat laju kenaikannya,” kata Doktor Sains Kebumian lulusan ITB tersebut. [WLC04]

Sumber: BRIN

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: BRINcuaca ekstremkejadian ekstremperubahan iklimsiklon Seroja

Editor

Next Post
Gempa Padang Sidempuan, Sumatera Utara, dengan magnitudo 6,4 pada Senin malam, 3 April 2023 pukul 21.59 WIB. Foto tangkap layar Google Earth pusat gempa Padang Sidempuan berdasarkan koordinat BMKG.

Ini Sumber Gempa Padang Sidempuan Magnitudo 6,4 Dirasakan Cukup Kuat

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi penyu. Foto ambquinn/pixabay.com.Menguak Asal Usul Penyu Indonesia Lewat Sidik Jari Genetik yang Berbeda
    In Rehat
    Sabtu, 2 Agustus 2025
  • Ilustrasi kemenyan untuk bahan pembuatan parfum. Foto xbqs42/pixabay.com.Potensial Jadi Parfum Tropis Premium, Hilirisasi Kemenyan Harus Pertimbangkan Kelestarian Hutan
    In Rehat
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Desakan pencabutan izin terhadap korporasi pembakar hutan. Foto Dok. Walhi.Catatan Walhi, Karhutla Berulang Bukti Negara Melindungi Korporasi Pembakar Hutan
    In Lingkungan
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Jawa Timur. Foto Dok. BRIN.Peran Kebun Raya Mangrove Surabaya dari Konservasi hingga Ketahanan Pangan
    In News
    Kamis, 31 Juli 2025
  • Memeluk pohon, salah satu bentuk terapi forest bathing. Foto aszak/pixabay.com.Forest Bathing, Terapi Redakan Stres Ringan hingga Sedang
    In Rehat
    Kamis, 31 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media