Senin, 17 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Hasil Studi BRIN: Frekuensi Terbentuknya Siklon Seroja Dua Tahun Sekali

Siklon Seroja pada April 2021 lalu menelan korban ratusan jiwa. Dan ternyata frekuensi mekanisme terbentuknya bibit siklon itu lebih pendek, yakni 2 tahun sekali dari semestinya 100 atau 400 tahun sekali.

Senin, 3 April 2023
A A
Siklon Seroja tahun 2021. Foto bmkg.go.id.

Siklon Seroja tahun 2021. Foto bmkg.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Masih ingat bencana akibat siklon Seroja pada April 2021? Siklon tersebut mulai terbentuk di Indonesia pada 3 April 2021. mekanisme terbentuknya cikal bakal bibit Siklon Seroja yang tumbuh dari badai vorteks telah berlangung intensif selama 10 hari di perairan Banda dan berlanjut terus menjadi siklon Seroja. Akibat siklon tropis tersebut, 181 jiwa meninggal dunia di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berdasarkan hasil studi tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mekanisme terbentuknya siklon Seroja memiliki frekuensi selama dua tahun sekali. Kajian tersebut dinyatakan diterima pada 1 April 2023 dalam jurnal international Natural Hazards berjudul: Evolution of Double Vortices Induced Seroja Tropical Cyclogenesis over Flores, Indonesia.

“Ini cukup mengejutkan, karena studi sebelumnya mengonfirmasi peluang siklon terbentuk di dekat ekuator hanya 100 dalam 400 tahun sekali,” kata Peneliti Ahli Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin pada seminar nasional bertajuk Memperkuat Pentahelix Penanggulangan Bencana dalam Membangun Resiliensi Masyarakat yang diselenggarakan Uhamka pada 1 April 2023.

Baca Juga: Banjir Kabupaten Kapuas Meluas, Warga Penyintas Mulai Terserang Penyakit

Setiap wilayah merespon perubahan iklim secara berbeda. Parameter apa yang paling sensitif berubah dan daerah mana yang paling sensitif adalah yang harus dipetakan. Yang pertama ingin dilihat Erma dalah indikasi adanya perubahan iklim. Artinya, ada perubahan pola musim dan pola cuaca yang ingin dideteksi dan dikaji.

Selain perubahan musim yang telah terjadi di Indonesia selama dua dekade terakhir, indikasi perubahan iklim juga dapat ditunjukkan dengan pola cuaca yang mengalami perubahan karena tak lagi sesuai dengan tipe-tipe cuaca berdasarkan musim.

Akibatnya, pola cuaca ekstrem pun berubah. Cuaca ekstrem ditunjukkan melalui frekuensi hujan ekstrem yang kerap terjadi di wilayah Indonesia, khususnya untuk wilayah Sumsel, Lampung, Jawa bagian barat dan tengah. Sementara untuk wilayah Jawa bagian timur, Lombok, Bali, NTB, NTT, hujan ekstrem meningkat selama musim kemarau.

Baca Juga: Banjir di Kabupaten Kapuas Belum Surut, Kalteng Waspada Dampak Hujan

Selain itu, cuaca ekstrem mengalami eskalasi skala spasial yang semakin luas dan skala temporal yang lebih panjang. Akibatnya, membangkitkan kejadian ekstrem (extreme event) di atmosfer sehingga skala dampak yang ditimbulkan pun menjadi masif dan luas.

Ada perbedaan antara cuaca ekstrem dan kejadian ekstrem. Cuaca ekstrem biasanya terjadi untuk skala yang lokal di suatu wilayah tertentu dan memiliki durasi kejadian yang singkat. Yakni kurang dari satu jam atau maksimal sekitar 2-3 jam.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINcuaca ekstremkejadian ekstremperubahan iklimsiklon Seroja

Editor

Next Post
Gempa Padang Sidempuan, Sumatera Utara, dengan magnitudo 6,4 pada Senin malam, 3 April 2023 pukul 21.59 WIB. Foto tangkap layar Google Earth pusat gempa Padang Sidempuan berdasarkan koordinat BMKG.

Ini Sumber Gempa Padang Sidempuan Magnitudo 6,4 Dirasakan Cukup Kuat

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi ular kobra. Foto AlexandraLysenko/pixabay.com.Kasus Gigitan Ular Meningkat, Pakar UGM Baru Teliti Karakterisasi Bisa Kobra Jawa
    In IPTEK
    Minggu, 16 November 2025
  • Taman Paku di Kebun Raya Indrokilo, Boyolali, Jawa Tengah. Foto kebunrayaindrokilo.boyolali.go.id.Jalankan Lima Fungsi Utama, Kebun Raya Indrokilo dan Banua Dapat Penghargaan
    In Traveling
    Minggu, 16 November 2025
  • Buddy, salah satu unit K9 dari Polres Temanggung berjenis German Shepherd didampingi pawangnya membantu pencarian korban longsor di Cilacap, 15 November 2025. Foto Dok. BNPB.Kadar Air Dalam Tanah Picu Longsor di Cilacap, Waspada Hujan Lebat 19-22 November 2025
    In Bencana
    Sabtu, 15 November 2025
  • Warga Kawasi menggelar aksi boikot jalur produksi PT Harita Group, 15 November 2025. Foto Istimewa.Tuntut Air Bersih dan Listrik, Warga Kawasi Boikot Jalur Produksi Perusahaan Nikel
    In News
    Sabtu, 15 November 2025
  • Tim gabungan melakukan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025. Foto Istimewa.Tanah Longsor di Cilacap, 3 Tewas dan 20 Orang Belum Ditemukan
    In Bencana
    Jumat, 14 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media