Wanaloka.com – Berdasarkan pemantauan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat sejak 2011 hingga Agustus 2023, teridentifikasi ada 188 individu hiu paus (Rhincodon typus). Rinciannya meliputi 165 ekor Jantan, 6 ekor betina dan 17 ekor belum teridentifikasi jenis kelaminnya.
Pemantauan terebut bertujuan untuk mengidentifikasi setiap individu dalam populasi hiu paus, termasuk menentukan identitas, ukuran, jenis kelamin, struktur tubuh, dan distribusi populasi.
Persoalannya, dalam sejumlah kegiatan ilmiah ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan dan tantangan dalam penandaan hiu paus. Salah satu kendala yang dihadapi adalah biaya tinggi, termasuk biaya pengembangan, pembelian, pemasangan perangkat penanda, dan pemantauan jarak jauh. Keterbatasan sumber daya dapat menghambat kelancaran pemantauan.
Baca Juga: Penanganan Polusi Udara Jabodetabek dari Modifikasi Cuaca hingga Pakai Masker
“Hingga Agustus 2023, dari 42 penanda yang dipasang bersama mitra pada hiu paus, hanya satu penanda satelit yang masih dapat dipantau,” ungkap Kepala BBTNTC Supartono, Rabu, 30 Agustus 2023.
Atas dasar itu pula, BBTNTC bersama PT Pertamina (Persero) melalui CSR Pertamina Foundation (PF) bersepakat untuk melakukan kerja sama pengelolaan Whale Shark Center (WSC) dalam upaya penyelamatan hiu paus. Kerja sama tersebut memuat beberapa hal tentang Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati melalui Dukungan Pengelolaan Whale Shark Center (WSC).
Kegiatan yang dilakukan meliputi pengembangan Whale Shark Center (WSC), pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan perlindungan hiu paus, penelitian ilmiah dan pemantauan populasi hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).
Baca Juga: Laut Indonesia Diguncang Gempa hingga Magnitudo 7,4 di Laut Jawa
“Kerjasama dengan Pertamina Foundation menjadi penting untuk melanjutkan kegiatan pemantauan hiu paus. Ini cerminan nyata kolaborasi yang kuat dalam menjaga keberlanjutan alam kita,” kata Supartono.
Sebab, TNTC juga merupakan salah satu lokasi agregasi hiu paus di Indonesia. Kondisi sumberdaya alam dan ekosistemnya perlu terus dijaga untuk keberlangsungan hidup flora, fauna dan masyarakat yang bergantung pada TNTC.
Kesepakatan tersebut diwujudkan lewat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BBTNTC dan PF, di Gedung Manggala Wanabakti. Penandatanganan disaksikan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Satyawan Pudyatmoko dan Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Yoki Firnandi. Penandatanganan ini juga bertepatan dengan International Whale Shark Day atau Hari Hiu Paus Internasional.
Discussion about this post