Wanaloka.com – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission. Demikian pesan dan harapan yang digaungkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada setiap daerah di Indonesia. Setidaknya setiap daerah menjadikan momentum HPSN pada 21 Februari ini untuk berkomitmen mewujudkan target tersebut.
Bagaimana Mewujudkan Target Zero Waste Zero Emission?
Sekretaris Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3) KLHK, Sayid Muhadhar memaparkan sejumlah tahapan yang dilakukan. Pertama, KLHK akan terus mendorong kabupaten dan kota memulai gerakan bersih sampah.
“Kami ingin daerah dapat merasakan manfaat dari gerakan bersih sampah,” kata Sayid di Bank Sampah Bersinar, Kecamatan Baleendah, Bandung, 18 Februari 2023.
Baca Juga: Lima Media Berkolaborasi Liputan Dugaan Kejahatan Lingkungan di Bentang Batang Toru
Kedua, KLHK menargetkan pada 2025 seluruh TPA dikelola dengan metode lahan urug saniter. Ketiga, KLHK menargetkan pada 2030 tidak ada lagi pembangunan TPA baru. Penggunaan TPA eksisting akan dilanjutkan sampai masa operasionalnya berakhir serta landfill mining sudah mulai dilakukan.
“Untuk TPA yang sudah ada, tidak apa-apa berjalan, tetapi tidak lagi membangun yang baru. Langkah-langkah seperti ini tidak boleh bosan (dilakukan) karena lama kelamaan akan menjadi kebiasaan,” kata Sayid.
Keempat, KLHK mengupayakan tidak ada lagi pembakaran sampah secara liar mulai 2031. Fasilitas pengelolaan sampah seperti PLTSa, RDF, SRF, biodigester, dan maggot untuk sampah biomass akan terus dioptimalkan dan ditingkatkan kapasitasnya.
Baca Juga: Gempa Terkini Guncang Kota Ondong Kepulauan Sitaro Sulut
Kelima, pada 2050, KLHK mantargetkan operasional TPA hanya diperuntukkan khusus tempat pembuangan sampah residu. Penguatan kegiatan pemilahan di sumber dan pemanfaatan sampah sebagai bahan baku daur ulang ditingkatkan secara bertahap.
Keenam, pada 2050, KLHK menargetkan pemanfaatan gas metan dari sampah.
Untuk mewujudkan target-target tersebut, Sayid melanjutkan, perlu mengoptimalkan seluruh aspek rantai nilai pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Nantinya, timbulan timbulan sampah yang dikirim ke TPA akan berkurang sehingga mengurangi pula emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.
Baca Juga: Korban Gempa Turki Banyak Alami Stres Akut
Discussion about this post