“Dengan 60 juta rupiah sudah bisa dibangun rumah seperti ini. Silahkan dilihat dan diperhatikan seksama, supaya tidak ada lagi yang bingung nanti untuk bangun rumah rusak, sehingga dengan waktu tidak terlalu lama warga terdampak sudah bisa kembali ke rumah dan menikmati haknya,” tambah Suharyanto.
Baca juga: Awal 2025, Ribuan Ternak Sapi Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku
Tanam pohon bernilai ekologi dan ekonomi
Suharyanto juga melakukan penanaman pohon di pekarangan rumah contoh sebagai bentuk pemulihan pascabencana. Total ada 13 pohon yang terdiri dari pohon durian dan pohon mangga.
Kedua pohon ini dipilih karena memiliki nilai ekologi dan ekonomi. Selain untuk peneduh, nilai ekonomi didapat dari hasil dari buah. Sedangkan nilai ekologi dari akar pohon ini dapat digunakan untuk pengikat tanah sehingga dapat mengantisipasi potensi ancaman longsor.
Berkaca kejadian sebelumnya, kondisi tanah yang labil dan curah hujan tinggi menjadi salah satu pemicu terjadinya longsor di beberapa titik. Penanaman pohon ini juga diharapkan dapat diadopsi di daerah lain yang memiliki potensi risiko serupa sehingga dapat meminimalisir dengan melakukan pendekatan ekologi dan ekonomi.
Baca juga: Trekking ke Situ Gunung Sukabumi Lewat Jembatan Gantung Setengah Kilometer
Pada hari yang sama, Suharyanto memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pembangunan Hunian Tetap masyarakat yang rusak akibat bencana tahun 2024 di Pendopo Palabuhanratu. Ia menekankan pemerintah daerah segera memroses pendataan terhadap rumah rusak dan menyelesaikannya berdasarkan tingkat kerusakan dan domisili warga.
“Jadi masa peralihan transisi darurat ke pemulihan dapat berjalan dengan baik,” kata Suharyanto. [WLC02]
Discussion about this post