Minggu, 13 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Indonesia Desak Negara Maju Mendanai Pelestarian Keanekaragaman Hayati Dunia

Keanekaragaman hayati banyak terdapat di negara-negara berkembang dan negara-negara maju turut memanfaatkan. Indonesia menagih komitmen negara maju untuk bertanggung jawab mendanai pelestariannya.

Rabu, 21 Desember 2022
A A
Wamen LHK Alue Dohong (kanan) dalam COP-15 CBD di Montreal, Kanada pada 7-19 Desember 2022.Foto ppid.menlhk.go.id

Wamen LHK Alue Dohong (kiri) dalam COP-15 CBD di Montreal, Kanada pada 7-19 Desember 2022.Foto ppid.menlhk.go.id

Share on FacebookShare on Twitter

Alue Dohong juga menyatakan dukungannya atas posisi 70 negara berkembang lain yang tergabung dalam Like-Minded Countries (LMCs) untuk meminta COP-15 membentuk Global Biodiversity Fund untuk mengurangi gap pembiayaan dalam mengimplementasikan GBF.

Selama ini, Indonesia menerima bantuan kerja sama dalam pelaksanaan konservasi melalui Global Environment Facility (GEF). Namun besaran kontribusi GEF dalam pembiayaan nasional untuk konservasi masih sangat minim, yakni hanya 0,7 persen dari total kebutuhan pendanaan nasional untuk konservasi.

“Indonesia meminta komitmen lebih kuat dari negara-negara maju untuk meningkatkan kontribusi ke GEF secara signifikan, selagi negara-negara berkembang mencari alternatif funding melalui Global Biodiversity Fund,” ujar Alue Dohong.

Baca Juga: Analisis BMKG Gempa Mag5,3 Pesisir Barat Lampung

Secara nasional, lanjut Alue, Indonesia telah berhasil mencapai berbagai target konservasi dalam GBF. Indonesia juga mendukung penuh penyusunan GBF yang ambisius, tetapi pragmatis.

“Kita semua harus memahami tidak semua negara memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama. Tidak semua negara memiliki keahlian, teknologi, maupun kemampuan finansial yang dapat disandingkan dengan negara maju. Indonesia mendukung penuh penerapan CBDR melalui voluntary commitment yang menghormati penuh kondisi, prioritas, dan kapabilitas tiap-tiap negara,” tegas Alue Dohong pada sesi penutupan Sidang COP-15.

Hingga 2020, lebih dari 54 persen kawasan hutan sudah merupakan kawasan lindung. Sedangkan sekitar 8,7 persen kawasan penting laut sudah dilindungi secara hukum. Pemerintah Indonesia berencana menambah luasan kawasan lindung laut mencapai 32,5 juta hektare pada 2030 dan secara bertahap akan ditingkatkan menjadi 30 persen pada 2045.

Baca Juga: Populasi Badak Jawa di TNUK Bertambah, Menteri Siti Beri Nama LordZac

Di sela-sela sidang COP-15, Alue Dohong beserta delegasi juga melakukan berbagai pertemuan bilateral dengan menteri dan pejabat tinggi sejumlah negara, yaitu Kanada, Australia, Inggris, Jerman, dan Belanda.

Alue Dohong juga bertemu dengan perwakilan dari Institute Dayakologi. Dalam pertemuan tersebut, ia memberikan pemahaman mengenai posisi Indonesia yang memprioritaskan hasil COP-15 yang adil dan berkelanjutan serta mengakui CBDR. Serta meminta kontribusi nyata dari negara maju untuk meningkatkan komitmen pendanaan, transfer teknologi dan peningkatan kapasitas bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. [WLC02]

Sumber: Kementerian LHK

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: COP-15 CBDKerangka Keanekaragaman Hayati GlobalKonfensi Keanekaragaman HayatiKonferensi Para Pihak ke-15negara berkembangnegara majuWamen LHK Alue Dohong

Editor

Next Post
Acara peluncuran program 100 Paket Wisata Nusantara untuk menyambut libur Nataru. Foto kemenparekraf.go.id

Libur Nataru, Kemenparekraf Luncurkan 100 'Pak Wisnu'

Discussion about this post

TERKINI

  • WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa dan Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Sampang, Madura dalam program eliminasi kusta, 8 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
    In Rehat
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Destinasi wisata di Danau Toba, Sumatra Utara. Foto Dok. Kemenpar.Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
    In Traveling
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
    In Sosok
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Suasana konferensi pers soal gugatan SLAPP terhadap dua Guru Besar IPB University oleh PT KLM di YLBHI, 8 Juli 2025. Foto YLBHI.Bambang Hero dan Basuki Wasis Tak Gentar Hadapi Gugatan SLAPP Perusak Lingkungan di Pengadilan Cibinong
    In News
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media