Selain itu, Pemerintah berencana untuk membangun area industri hidrogen hijau, yang akan dibangun di beberapa lokasi potensial di Papua. Beberapa potensi besar tenaga hidro di sana meliputi Memberamo 1 (5.695 MW), Memberamo 2 (933 MW), dan Edi Valen (630 MW).
Tantangan Lokasi, Teknologi dan Biaya
Untuk mewujudkannya, Jokowi mengaku ada dua tantangan utama yang harus dihadapi. Pertama, lokasi sumber hidro jauh dari pusat kebutuhan listrik. Upaya yang dilakukan adalah membuat cetak biru (blueprint) percepatan jalur transmisi yang menyambungkan listrik dari lokasi tenaga hidro menuju pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri sehingga nilai kemanfaatannya menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: Gempa Dangkal Bengkulu 5,3 Magnitudo, BMKG: Dipicu Aktivitas di Zona Megathrust
Kedua, pendanaan dan alih teknologi. Menurut dia, kedua hal tersebut membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hidro di dunia.
“Saya berharap World Hydropower Congress ini dapat menjadi forum kolaborasi yang menghasilkan rekomendasi kebijakan dan meningkatkan investasi untuk pemanfaatan energi air bagi ekonomi hijau yang berkelanjutan,” harap Jokowi.
Mengingat PBB telah menyebut, bahwa saat ini bumi sudah bukan lagi mengalami pemanasan global, tetapi telah memasuki fase pendidihan global. Jika kenaikan suhu bumi dibiarkan mencapai lebih dari 1,5 derajat Celsius, maka diprediksi akan membawa bencana bagi banyak orang di berbagai belahan dunia.
Baca Juga: Trio Pakel Divonis Bersalah, Koalisi Beberkan Dugaan Kriminalisasi Sejak Awal
Dampaknya, sebanyak 210 juta orang diprediksi akan mengalami kekurangan air, 14 persen populasi akan terpapar gelombang panas, 290 juta rumah akan terendam banjir pesisir, dan 600 juta orang akan mengalami malnutrisi akibat gagal panen.
“Ini adalah ancaman yang nyata bagi kita semuanya. Jadi saya harap forum ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi bumi yang lebih lestari,” imbuh Jokowi.
Arifiin juga berharap seluruh pihak dapat memperkuat kerja sama untuk meningkatkan pemanfaatan inovasi teknologi dan akses pembiayaan yang kompetitif.
“Saya berharap ada pertukaran ide, informasi, dan pengalaman bermanfaat. Harapannya dapat mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga hidro dan untuk meningkatkan kolaborasi yang konstruktif secara global,” pungkas Arifin. [WLC02]
Sumber: BPMI Setpres, Kementerian ESDM
Discussion about this post