Wanaloka.com – Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), prakiraan musim kemarau pada 2023 meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kewaspadaan perlu dilakukan pada Februari. Karena meskipun sebagai besar wilayah Indonesia masih mengalami hujan, tetapi di wilayah Riau, sebagaian Jambi, dan sebagian Sumatera Utara memasuki kemarau,” papar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Penanggulangan Karhutla yang digelar secara hybrid, Jumat, 20 Januari 2023.
Prakiraan musim kemarau yang lebih panjang tersebut sesuai prediksi yang pernah disampaikan BMKG pada Oktober 2022, bahwa kondisi La Nina makin melemah dan masuk kondisi netral. Anomali iklim terjadi dengan menipisnya curah hujan dan iklim Mei atau Juni bisa menjadi lebih panas. Potensi El Nino terjadi pada 2023 setelah tiga tahun terakhir, yakni 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina.
Baca Juga: Sudah Diperingatkan, Empat Kabupaten di Aceh Dilanda Banjir Ribuan Warga Mengungsi
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Abubakar juga mengungkapkan, jumlah hotspot dari tanggal 1-19 Januari 2023 ada 31 titik berdasarkan data pemantauan hotspot 2023. Angka tersebut naik 29 persen dari periode yang sama pada 2022.
Rencananya, operasi pencegahan karhutla melalui operasi modifikasi cuaca akan dimulai akhir Februari atau awal Maret nanti.
“Karena Pak Presiden biasanya akan pesan, jangan sampai hari lebaran ada asap,” ucap Siti.
Baca Juga: Konferta AJI Yogyakarta 2023, Ini Nakhoda Baru AJI Yogyakarta Periode 2023–2026
Discussion about this post