Baca Juga: Gempa Dalam Guncang Laut Jawa, BMKG Ingatkan Potensi Tsunami Selatan Jawa
Pembuatan ecobricks diawali dengan pemiliahan sampah plastik dan botol plastik. Kemudian sampah-sampah itu dicuci dan dipotong kecil-kecil.
Potongan sampah plastik dimasukkan ke dalam botol plastik hingga padat. Botol yang sudah berisi sampah disusun dan ditata sesuai selera dengan menggunakan lem. Ada yang disusun menjadi kursi kecil. Kemudian bagian atasnya ditambah alas untuk tempat duduk. Ecobricks juga bisa digunakan menjadi pengganti bata merah sehingga punya nilai jual.
“Tidak hanya berdampak bagi lingkungan, ecobricks juga dapat meningkatkan income pendapatan warga setempat,” imbuh Safira.
Baca Juga: Mohammad Pramono: Solusi Sampah TPA Piyungan Diolah Jadi Bahan Bakar PLTU
Sisa Dapur Jadi Pupuk Cair
Mahasiswa KKN BBK Periode 2 Unair di Desa Macanputih, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi memilih Program Education on Managing Organic Waste into Organic Liquid Fertilizer yang berfokus pada bidang lingkungan. Bentuk kegiatannya adalah mengolah sampah organik menjadi pupuk cair.
“Pupuk tersebut lebih praktis penggunaannya, hanya perlu disemprot ke tanaman,” jelas anggota KKN Siti Nur Aisyah.
Inovasi tersebut dipilih karena desa tersebut belum memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah. Masyarakat memilih untuk memusnahkan sampah dengan cara dibakar sehingga menyebabkan polusi udara.
Baca Juga: Peta Jalan Energi Baru Terbarukan ASEAN
Bahan yang disiapkan adalah gula 10 gram, EM4 10 ml, air 1 liter, sampah organik hingga 250 gram. Cara pembuatannya diawali dengan mencacah sampah rumah tangga menjadi kecil-kecil. Kemudian membuat larutan pengurai dengan mencampurkan gula, air dan EM4. lalu masukkan cacahan sampah rumah tangga tersebut ke dalam bak kompos. Campurkan dengan 1,5 liter larutan pengurai dan simpan di tempat teduh.
Tunggulah hingga larutan tersebut terfermentasi selama dua minggu. Tahap akhir adalah menyaring fermentasi larutan tersebut dan pupuk cair siap digunakan.
Baca Juga: Analisis BMKG Gempa 5,1 Magnitudo Laut Banda
Siti berharap lewat pendekatan tersebut, masyarakat akan mengubah pengelolaan sampah organik yang lebih ramah lingkungan dan bermanfaat. Pupuk cair tersebut dapat digunakan sebagai produk penyubur tanaman dan tanah di wilayah tersebut.
“Harapannya dapat menginspirasi orang lain agar dapat memanfaatkan sampah organik menjadi produk yang memiliki nilai guna,” harapnya. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post