“Info itu sangat penting. Terkait dengan info kondisi Lawu terkini, kondisi ekstrem. Harus terdata,” ucap Kuncoro.
Ketiga, disarankan untuk tidak langsung mencari di titik tinggi. Mengingat pendaki yang hilang bukan bertujuan melakukan pendakian ke puncak, melainkan melakukan ritual. Relawan nantinya melakukan penggalian informasi di titik-titik yang umum dijadikan tempat tersebut.
Baca Juga: Banjir di Kotawaringin Barat Ribuan Warga Mengungsi, Masa Tanggap Darurat Diperpanjang
Keempat, relawan juga diminta mematuhi arahan sesuai standar operasi oleh koordinator operasi lapangan setempat. Mapping atau pemetaan yang dikoordinasi bersama relawan lain akan mempermudah penyisiran dan mengurangi kemungkinan duplikasi titik sisir.
Sejauh ini, Relawan SAR UNS telah berpengalaman ketika bertugas di beberapa wilayah Indonesia seperti di Bogor, Lumajang, dan lain-lain. Bahkan, evakuasi pendaki di Gunung Lawu bukan pertama kali dilakukan oleh SAR UNS. Kuncoro berharap tim relawan bisa segera menemukan korban dalam kondisi selamat.
“Harapannya tertinggi ini. Bagaimana caranya bisa ditemukan,” pungkas Kuncoro. [WLC02]
Sumber: Uiversitas Negeri Sebelas Maret
Discussion about this post