Kamis, 17 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Walhi Sesalkan PM Jepang Lanjutkan Program Lama yang Ancam Lingkungan Hidup di Indonesia

Tawaran kerja sama PM Jepang masih mendukung upaya memperpanjang penggunaan energi fosil serta mendorong implementasi solusi palsu dalam transisi energi di Indonesia.

Senin, 13 Januari 2025
A A
PM Jepang yang baru, Ishiba Shigeru dan istrinya yang melawat ke Indonesia, 11 Januari 2025. Foto Rusman/BPMI Setpres.

PM Jepang yang baru, Ishiba Shigeru dan istrinya yang melawat ke Indonesia, 11 Januari 2025. Foto Rusman/BPMI Setpres.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Sabtu, 11 Januari 2025, Perdana Menteri Jepang yang baru, Ishiba Shigeru melakukan lawatan bilateral ke Indonesia usai dilantik. Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyayangka lawatan ini masih membawa tawaran program dan kerjasama lama yang telah menunjukkan kegagalan dan dampak kerusakan bagi masyarakat dan lingkungan hidup di Indonesia.

Dalam pernyataan pers yang dirilis dalam laman resmi Presiden Indonesia, Ishiba Shigeru menyebut bahwa sebagai bagian dari kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama pasokan energi yang stabil, dibuatlah kerjasama antara Jepang dan Indonesia untuk dekarbonisasi energi. Sebut saja, seperti PLTP Muara Laboh di bawah AZEC (Asia Zero Emission Community), dan juga untuk hidrogen, amoniak, biofuel, dan sebagainya. Ia juga menyebut kerjasama pada sektor pertambangan mineral kritis.

Pernyataan ini tidak beranjak jauh dari upaya-upaya yang sebelumnya telah didorong Jepang melalui AZEC yang telah mendapatkan penolakan keras melalui petisi yang turut ditandatangani 41 organisasi masyarakat sipil di Indonesia pada Agustus 2024. Selain kritik, masyarakat sipil juga meminta Pemerintah Jepang menghentikan implementasinya di Indonesia.

Baca juga: Dini Hari, Tiga Warga Tewas Tertimbun Longsor di Kota Batam

“Sebab akan memperpanjang penggunaan energi fosil, solusi palsu yang mengancam keselamatan lingkungan dan komunitas, serta pelanggaran hak asasi manusia,” tutur Kepala Divisi Kampanye Walhi, Fanny Tri Jambore, Senin, 13 Januari 2025.

Pada PLTP Muara Laboh yang secara spesifik disebut Ishiba Shigeru, telah ada dampak terhadap lingkungan dan komunitas yang tinggal di sana. Termasuk ada proses pembebasan lahan yang dilakukan secara paksa dan diskriminatif, gagal panen petani akibat pencemaran dan berkurangnya pasokan air, ancaman gangguan kesehatan dan keselamatan masyarakat akibat konsentrasi gas beracun, serta memperparah dampak banjir akibat perubahan bentang alam.

PLTP Muara Laboh mendapatkan investasi dari korporasi Jepang, INPEX dan Sumitomo Corporation. Pembangunan Tahap 1-nya telah mendapat pendanaan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Nippon Export and Investment Insurance (NEXI). Saat ini, pembangunan tahap 2 tengah dipertimbangkan untuk mendapat dukungan juga dari JBIC dan NEXI.

Baca juga: Kata Pakar Soal HMPV: Ada yang Mirip Virus Corona, Ada yang Mirip Virus Campak

Walhi telah menyampaikan tuntutan kepada JBIC dan NEXI untuk berhenti mempertimbangkan dukungan terhadap proyek pengembangan PLTP Muara Laboh Tahap 2 yang dapat mengakibatkan perluasan dampak negatif terhadap lingkungan dan komunitas serta melanggengkan pelanggaran hak asasi manusia.

Menurut Fanny, pernyataan Ishiba Shigeru untuk mendorong implementasi hidrogen, amoniak, biofuel, dan sebagainya, serta mendorong pertambangan mineral kritis sebagai bagian dari kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama pasokan energi yang stabil serta upaya dekarbonisasi.

“Semakin menunjukkan Ishiba Shigeru masih akan terus mendukung upaya memperpanjang penggunaan energi fosil, serta mendorong implementasi solusi palsu dalam transisi energi di Indonesia,” ungkap Fanny.

Baca juga: Akhir Pekan, Gunung Ibu Erupsi dengan Tinggi Kolom Abu 4 Kilometer

Lebih lanjut Fanny menjelaskan, penggunaan pendekatan dan teknologi-teknologi semacam ini tidak bisa diharapkan dapat memberi kontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca yang diperlukan untuk mencapai target 1,5°C sesuai Perjanjian Paris. Artinya, tidak membantu memerangi perubahan iklim.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Asia Zero Emission CommunitydekarbonisasiPLTP Muara LabohPM Jepang Ishiba ShigeruWalhi

Editor

Next Post
Pendiri Yayasan Ecoton, Prigi Arisandi. Foto Istimewa.

Prigi Arisandi, Selamatkan Lingkungan Bermula dari Kematian Ikan Massal di Sungai

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi ular peliharaan yang dilepas ke alam. Foto u_8u5n1hlx/pixabay.com.Bahaya Melepas Ular Peliharaan ke Alam, Sayangnya Belum Ada Aturannya
    In Rehat
    Rabu, 16 Juli 2025
  • Wisatawan asal Swiss jatuh di Gunung Rinjani, 16 Juli 2025. Foto Dok. Kemenhut.Lagi, Wisatawan Asal Swiss Jatuh di Gunung Rinjani dan Alami Patah Kaki
    In News
    Rabu, 16 Juli 2025
  • Guru Besar Fakultas Hukum UGM, Mailinda Eka Yuniza. Foto Dok. FH UGM.Mailinda Eka Yuniza, Bauran Energi Indonesia Masih Didominasi Energi Fosil
    In Sosok
    Rabu, 16 Juli 2025
  • Aktivis Walhi Maluku Utara dan warga Kawasi melakukan aksi protes pemutaran film "Ngomi O Obi" di Studio 6 XXI Jatiland, 14 Juli 2025. Foto Dok. Walhi Maluku Utara.Walhi Maluku Utara Protes Pemutaran Film Ngomi O Obi yang Diduga Alat Propaganda
    In News
    Rabu, 16 Juli 2025
  • Suasana aparat keamanan saat ratusan warung dibongkar paksa di Pantai Aan, Mandalika, 15 Juli 2025. Foto Istimewa.Berdalih KEK Mandalika, Ratusan Warung Pedagang Tanjung Aan Dibongkar Paksa
    In News
    Selasa, 15 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media