Lantaran status Gunung Marapi masih berada pada level II (WASPADA), masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendaki atau beraktivitas pada radius 3 km dari kawah atau puncak Marapi.
Baca Juga: Doni Monardo, Pencetus Jargon “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita” Itu Berpulang
Gunung Lokon
Gunung api Lokon di Kota Administratif Tomohon, Sulawesi Utara, aktivitas vulkanik Gunung Lokon dipantau secara visual dan instrumental dari PPGA yang berada di Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Tingkat aktivitas Gunung Lokon saat ini masih tetap Level II (Waspada).
Berdasarkan catatan Petugas Pos Gunung Lokon menunjukkan peningkatan aktivitas asap kawah sejak pukul 00:00 – 06:00 WITA tercatan setinggi 25 – 150 m dari kawah Tompaluan yang diikuti oleh peningkatan kegempaan berupa gempa Vulkanik Dangkal sebanyak 25 kejadian, 5 kali gempa Vulkanik Dalam, 3 kali gempa Hembusan dan 3 kali gempa Tektonik Jauh.
Berdasarkan data visual dan instrumental terindikasi adanya peningkatan tekanan di bagian dangkal (permukaan) setelah terekamnya gempa Vulkanik Dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas hembusan.
Baca Juga: Erupsi Gunung Marapi, 11 Pendaki Ditemukan Tewas
Saat ini, potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon adalah terjadinya erupsi freatik (erupsi yang diakibatkan kontak magma dengan air hidrotermal) secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik.
“Erupsi dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapilli sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas erupsi secara tiba-tiba,” ujar Hendra.
Selain masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar pada sungai yang berhulu di puncak, masyarakat dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata),” lanjut Hendra.
Baca Juga: Pertambangan Batu Bara Masih Idola dan Dipermudah, Meski Nol Emisi Jadi Target
PVMBG akan terus melakukan pemantauan dan monitoring aktivitas gunung-gunung api tersebut. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
127 Gunung Api
Lebih lanjut Hendra menjelaskan, erupsi gunung api dapat berdampak luas bagi penduduk di sekitarnya. Mengingat tidak kurang dari 4,5 juta jiwa bermukim dan beraktivitas di sekitar gunung api aktif, sehingga risiko bencana erupsi gunung api sangat besar.
“Kami secara rutin menyampaikan informasi dan berkoordinasi terkait aktivitas gunung api tersebut dengan para pemangku kepentingan terkait,” terang Hendra.
Baca Juga: Letusan Gunung Marapi Sumbar Sejumlah Kecamatan Diselimuti Abu Vulkanis
Aktivitas gunung api di Indonesia banyak dipengaruhi letak Indonesia pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Ketiga lempeng tersebut bergerak saling bertumbukan. Proses penunjaman atau subduksi mengakibatkan pelelehan batuan kerak bumi.
Bagian batuan meleleh mempunyai berat jenis lebih ringan dibandingkan batuan sekitarnya sehingga bergerak mengapung menuju permukaan, kemudian membentuk gunung api. Proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bercampur dengan batuan mantel, sebagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadinya erupsi secara periodik dari gunungapi.
Di Indonesia tersebar sebanyak 127 gunung api, yakni sekitar 13 persen jumlah gunung api di dunia. Gunung api tersebut membentuk busur kepulauan, membentang dari ujung barat sampai timur, yaitu dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, dan Kepulauan Sangir Talaud. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post