“Kami tengah membuat konsep lebih lanjut terkait kolaborasi riset ini,” kata Ketua Panitia Ekspedisi Jala Citra 3 Flores 2023, Kolonel Laut Priyo Dwi Saputro selaku perwakilan dari Pushidrosal.
Timnya tertarik untuk mengamati apakah ada perubahan suara-suara yang dihasilkan biota dan mamalia laut selama terjadi gerhana. Selain itu juga akan melakukan riset tentang bagaimana dampak ionosfer bagi komunikasi HF.
“Apalagi kami di laut cukup bergantung pada frekuensi ini,” ungkap Priyo.
Baca Juga: Gempadewa: Indonesia Tak Butuh Pemimpin yang Terapkan Konsinyasi
Selain itu, riset disiplin ilmu lain juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan momen langka ini. Seperti peneliti dari disiplin ilmu hayati juga dapat ikut melakukan riset terkait ada tidaknya pengaruh proses terjadinya gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup, baik tumbuhan atau hewan.
Peneliti bidang ilmu sosial juga dapat melakukan penelitian etnoastronomis, terkait bagaimana budaya yang timbul pada masyarakat terkait adanya gerhana matahari hibrida. Momen gerhana tersbut dinilai Sungging membawa kesempatan untuk melakukan kolaborasi lintas disiplin
Pengamatan dengan Filter Khusus
Permana juga mengingatkan dalam proses pengamatan dilarang sekali-kali melihat matahari maupun fenomena gerhana yang menyertainya secara kasat mata.
Baca Juga: Mitigasi Konflik dengan Gajah, dari Konvensional hingga Teknologi
Sebab pengamatan tanpa filter matahari menyebabkan gangguan kesehatan mata secara serius. Bahkan taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan
“Menggunakan peranti optis, seperti binokuler atau teleskop, harus disertai filter khusus matahari (solar filter),” jelas mantan Kepala Observatorium Bosscha ITB tersebut.
Lebih lanjut rilis BMKG menjelaskan, bahwa gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.
Baca Juga: Ini Sumber Gempa Padang Sidempuan Magnitudo 6,4 Dirasakan Cukup Kuat
Sebaliknya, gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Proses terjadinya selalu pada saat fase purnama.
Sepanjang tahun 2023 diprediksi terjadi empat kali gerhana, meliputi Gerhana Matahari Hibrid pada 20 April 2023, Gerhana Bulan Penumbra pada 5-6 Mei 2023, Gerhana Matahari Cincin pada 14 Oktober 2023, serta Gerhana Bulan Sebagian pada 29 Oktober 2023. Dari empat kali gerhana tersebut hanya Gerhana Matahari Cincin yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Gerhana matahari di Indonesia berlangsung beberapa kali, yaitu gerhana matahari total pada 1983 dan 2016, juga gerhana matahari cincin pada 2019. [WLC02]
Discussion about this post