Senin, 17 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mitigasi Konflik dengan Gajah, dari Konvensional hingga Teknologi

Penanganan mitigasi konflik dengan gajah, selain cara konvensional kini mulai lazim dilakukan dengan pemanfaatan teknologi GPS collar.

Selasa, 4 April 2023
A A
Mitigasi konflik dengan gajah, memanfaatkan GPS collar. Foto PPID Kementerian LHK.

Mitigasi konflik dengan gajah, memanfaatkan GPS collar. Foto PPID Kementerian LHK.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Selain pengetahuan terhadap karakter satwa liar (buas) yang dilindungi, pemanfaatan alat teknologi dalam mitigasi konflik dengan satwa liar yang dilindungi mulai lazim diterapkan.

Keberadaan satwa liar dan buas yang dilindungi, acap menimbulkan keresahan bagi warga bahkan memicu konflik dengan satwa yang dilindungi itu. Umumnya, zona rawan konflik satwa liar dan buas yang dilindungi umumnya terjadi di pemukiman warga berdampingan dengan kawasan taman nasional, habibat satwa liar dan buas hidup secara alami.

Baru-baru ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menengahi konflik warga dengan Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Desa Air Mas, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.

Baca Juga: Dua Beruang Madu Korban Jerat di Perkebunan Sekitar TNGL Langkat

Mitigasi konflik dengan gajah dilakukan dengan cara menggiring kelompok Gajah sumatera jantan yang berjumlah tiga individu keluar dari areal perkebunan milik warga dan perusahaan perkebunan.

Zona konflik terjadi tidak jauh dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Dilansir dari laman Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, personel BBKSDA Riau dari Resort Kerumutan Utara bersama Balai TNTN dan petugas PT Musim Mas, mencegah konflik dengan gajah selama dua hari, 28 hingga 29 Maret 2023.

Kalung GPS Collar

Untuk kedua kalinya Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) berhasil mengenakan Global Positioning System Collar (GPS collar) kepada seekor gajah yang diberinama Ramadhani dari kelompok gajah Jambul, sebagai langkah mitigasi konflik dengan gajah.

Pemanfaatan kalung GPS collar pertama kali dilakukan BBTNBBS pada Desember 2021. GPS collar dipasangkan pada gajah kelompok Bunga di Blok 9, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, yang berada di luar kawasan TNBBS.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Gajah SumateraGPS CollarKabupaten Pelalawankonflik gajah liar dengan wargaKonservasi gajah sumateramitigasi konflik dengan gajahTaman Nasional Bukit Barisan SelatanTaman Nasional Tesso Nilo

Editor

Next Post
Gempadewa di Kantor PWNU Jateng. Foto @Wadas_Melawan/twitter.com.

Gempadewa: Indonesia Tak Butuh Pemimpin yang Terapkan Konsinyasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi ular kobra. Foto AlexandraLysenko/pixabay.com.Kasus Gigitan Ular Meningkat, Pakar UGM Baru Teliti Karakterisasi Bisa Kobra Jawa
    In IPTEK
    Minggu, 16 November 2025
  • Taman Paku di Kebun Raya Indrokilo, Boyolali, Jawa Tengah. Foto kebunrayaindrokilo.boyolali.go.id.Jalankan Lima Fungsi Utama, Kebun Raya Indrokilo dan Banua Dapat Penghargaan
    In Traveling
    Minggu, 16 November 2025
  • Buddy, salah satu unit K9 dari Polres Temanggung berjenis German Shepherd didampingi pawangnya membantu pencarian korban longsor di Cilacap, 15 November 2025. Foto Dok. BNPB.Kadar Air Dalam Tanah Picu Longsor di Cilacap, Waspada Hujan Lebat 19-22 November 2025
    In Bencana
    Sabtu, 15 November 2025
  • Warga Kawasi menggelar aksi boikot jalur produksi PT Harita Group, 15 November 2025. Foto Istimewa.Tuntut Air Bersih dan Listrik, Warga Kawasi Boikot Jalur Produksi Perusahaan Nikel
    In News
    Sabtu, 15 November 2025
  • Tim gabungan melakukan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025. Foto Istimewa.Tanah Longsor di Cilacap, 3 Tewas dan 20 Orang Belum Ditemukan
    In Bencana
    Jumat, 14 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media