Kepala PVMBG Hendra Gunawan menjelaskan, morfologi wilayah tersebut umumnya berupa dataran pantai yang dibatasi morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal di bagian utara. Wilayah ini secara umum tersusun batuan berumur Tersier (berupa batuan sedimen dan rombakan gunung api) dan endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff).
Baca Juga: Gempa Garut, BMKG: Gempa Dangkal Dipicu Aktivitas Lempeng Indo-Australia
Sebagian batuan berumur tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan, umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
“Wilayah Jawa Barat selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami. Jadi harus ditingkatkan upaya mitigasi struktural dan non struktural,” kata Hendra.
Misalnya, masyarakat yang akan membangun bangunan di wilayah Jawa Barat selatan harus menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Juga melengkapi wilayah tersebut dengan jalur dan tempat evakuasi. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post