Kematian si gajah Taufan, langsung ditindaklanjuti Balai TNWK dengan melakukan nekropsi yang dipimpin drh. Diah Esti Anggraini.
Pembedahan terhadap bangkai gajah sumatera untuk mengetahui penyebab kematian. Dijelaskan Hermawan, sampel hasil nekropsi berupa hati, jantung, paru-paru, ginjal, limpa, usus, lambung dan otak akan dilakukan pemeriksaan laboratorium di BBVET Bandar Lampung.
“Diagnosa sementara dan differential diagnoda yaitu herpes virus, gastritis-enteritis, hepatitis,” ungkap Hermawan.
Baca Juga: Cuaca Hari Ini, Masyarakat Aceh dan Sumut Waspadai Dampak Hujan Lebat
Kesimpulan hasil nekropsi jaringan secara inspeksi/pengamatan visual (makroskopis) dan paimasi (perabaan) ditemukan beberapa hal. Pertama, tidak ada kelainan ataupun cacat fisik pada gajah Taufan. Kedua, sedikit perubahan di beberapa organ dalam seperti hati (hepar), limpa, saluran pencernaan dan lidah. Ketiga, ditemukan perlemakan di beberapa jaringan/organ. Keempat, ditemukan pembesaran limpoglandula di beberapa tempat.
Taufan, gajah sumatera jantan berusia 4 tahun 7 bulan. Memiliki panjang gading kanan 23 cm, lingkar gading 12 cm dengan berat 2 ons, sementara gading kiri 18 cm, lingkar gading 11,5 cm dengan berat 2,5 ons. Taufan merupakan gajah kelahiran PLG Way Kambas dari induk betina bernama Bunga. [WLC01]
Sumber: Balai TNWK
Discussion about this post