Wanaloka.com – Provinsi Sumatera Selatan mendapat perhatian terkait potensi komoditas unggulan daerah di sektor perkebunan, berupa karet, kopi, dan kelapa dalam. Menurut Anggota Komisi IV DPR, Firman Soebagyo, komoditas karet masih mendominasi ekspor Sumatera Selatan. Komoditas kopi juga sudah mulai diekspor ke Tiongkok.
Sementara untuk komoditas kelapa dalam, meskipun masih bertahan cukup baik di Sumatera Selatan, namun perlu langkah konkret dalam pengembangan kebun kelapa untuk menjamin ketersediaan jangka panjang.
Legislator Fraksi Partai Golkar ini mengingatkan, pemerintah harus segera menggalakkan kembali penanaman kelapa dalam agar Indonesia tidak bergantung pada impor kelapa, mengingat besarnya kebutuhan nasional terhadap produk turunan kelapa.
Baca juga: Kemarau 2025 Lebih Singkat, Kementerian dan Lembaga Harus Tetap Siapkan Mitigasi Risiko
“Kita harus antisipasi dari sekarang. Jangan sampai nanti kelapa langka, baru kita mulai digalakkan. Jangan sampai ketinggalan dan akhirnya tergantung negara lain untuk memenuhi kebutuhan kelapa,” kata Firman usai peninjauan lapangan kunjungan reses Komisi IV DPR RI ke Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, 9 April 2025.
Ia menyoroti pentingnya menjaga keberlangsungan tanaman kelapa dalam yang dinilai strategis untuk ketahanan pangan nasional dan potensi ekspor.
Sementara itu, anggota Komisi IV dari Fraksi PKS, Saadiah Uluputty juga menyoroti tingginya minat pasar internasional terhadap berbagai komoditas perkebunan asal Indonesia, termasuk kopi, kelapa, hingga rempah-rempah seperti cengkeh dan pala.
Baca juga: Pesan Petani, Swasembada Pangan Terwujud dengan Kearifan Lokal dan Pertanian Organik
“Biasanya kopi diekspor ke negara-negara Eropa, Tiongkok, dan Amerika. Peminatnya tinggi, bahkan produk seperti ampas kelapa pun sudah dimanfaatkan dan dibuat produk baru di Cina,” kata Saadiyah.
Begitu pun cengkeh dan pala menjadi komoditas ekspor favorit di kawasan Eropa, Afrika, dan Amerika karena kualitas dan cita rasa khasnya yang disukai pasar global.
Melalui kunjungan itu, Komisi IV DPR mengklaim untuk berkomitmen terus mendorong kebijakan dan anggaran yang mendukung pengembangan sektor perkebunan rakyat. Upaya peningkatan produktivitas, nilai tambah, dan ekspor komoditas lokal dinilai penting untuk memperkuat ekonomi daerah dan nasional.
Baca juga: Bibit Siklon Tropis di Laut Timor Menguat, Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter
Kelapa mulai langka dan harga melonjak
Discussion about this post