“Sebuah kebanggaan bagi kami karena hak-hak difabel diperhatikan. Bahkan kami juga diberikan ruang untuk turut aktif menjadi relawan. Meski dengan keterbatasan, namun semangat kami tinggi apalagi untuk membantu sesama,” ujar Sukirno yang sehari-hari sebagai pengrajin kandang ayam dari bambu. Juga memiliki ladang yang digarap sendiri sebagai tambahan penghasilannya.
Selepas memberikan arahan, Prasinta didampingi Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo mengajak Sukirno dan rekan-rekannya untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi. Relawan KDM memberi usulan bahwa jika nanti terjadi bencana hingga memaksa warga mengungsi, maka pemerintah diharapkan dapat memberikan ruang khusus yang layak sesuai kebutuhan difabel, termasuk sarana dan prasarananya.
Gayung bersambut. Prasinta mengamini apa yang menjadi hajat kelompok difabel itu. Ia mengatakan bahwa salah satu fungsi ULD di antaranya adalah pengolahan data terpilah difabel meliputi usia, gender dan jenis disabilitasnya. Kemudian layanan informasi dan rujukan layanan bagi disabilitas, kajian kebutuhan dan potensi penyandang disabilitas pada saat tanggap darurat bencana.
Baca Juga: Aktivitas Tambang Galian C untuk Material IKN Meninggalkan Banjir di Palu-Donggala
Dilihat dari peran dan fungsi ULD tersebut, yang menjadi aspirasi komunitas KDM akan menjadi prioritas utama. Termasuk seluruh penanganan darurat bagi kelompok difabel di Tanah Air.
“Setiap upaya yang kami lakukan, sekecil apapun akan berdampak besar bagi masyarakat. Kami adalah bagian penting dari perubahan positif dalam menghadapi bencana,” ujar Prasinta.
Sebelum menutup forum, Pangarso atau yang sudah dianggap sebagai “Panglima Relawan” menitipkan pesan bahwa jangan pernah menjadikan keterbatasan sebagai alasan untuk tidak berbuat apa-apa demi kebaikan bersama.
Baca Juga: Destana Karangwuni Merawat Siaga dari Sesar Megathrust di Pesisir Selatan
Sebab dalam penanggulangan bencana, BNPB atau BPBD tidak bisa bekerja sendirian. Penanggulangan bencana adalah urusan bersama. Seluruh unsur harus terlibat demi menciptakan masyarakat tangguh bencana.
“Kami di sini sama dengan yang lain. Tidak ada keterbatasan yang menjadikan alasan untuk tidak berbuat baik. Bencana ini urusan bersama. Bapak dan ibu sekalian menjadi satu bagian yang tidak bisa dipisahkan,” kata Pangarso.
Selepas menyerap aspirasi dari kelompok relawan disabilitas, BNPB kemudian menyerahkan sembako kepada mereka. Termasuk dukungan lain untuk menunjang mobilisasi dan operasional keberlangsungan relawan disabilitas tangguh bencana. [WLC02]
Sumber: BNPB







Discussion about this post