“Para praktisi pengolah ikan buntal diajarkan mengidentifikasi bagian yang beracun dan menghindari kontaminasi silang. Kesalahan kecil dapat menyebabkan perpindahan racun dari organ ke daging ikan,” kata Eka.
Selain itu, hanya restoran atau fasilitas yang memiliki izin khusus yang boleh menyajikan ikan buntal.
Dibalik bahaya racun di dalamnya, ikan buntal memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Di antaranya mengandung protein yang cukup tinggi, kandungan lemak yang rendah sehingga cocok untuk kesehatan jantung. Selain itu terdapat kandungan vitamin dan mineral sebagai komponen gizi.
Baca juga: Pohon Sawit Diklaim Tak Sebabkan Deforestasi, Walhi Nilai Prabowo Anti Sains
“Manfaat ini hanya dapat diperoleh apabila ikan buntal diolah oleh ahli bersertifikat,” imbuh Eka.
Risiko tetap tinggi apabila proses pengolahannya kurang benar. Tak heran, mengonsumsi ikan buntal di Jepang lebih dari sekadar makan. Yakni tradisi yang menggabungkan apresiasi rasa, keahlian kuliner, dan keberanian yang terkontrol.
Oleh karena itu, Eka mengingatkan, pertama kali yang harus diketahui masyarakat adalah mengetahui karakteristik bahan baku produk perikanan. Jika mengetahui karakteristiknya, maka akan mudah diketahui cara proses pengolahan yang benar sehingga sewaktu menjadi produk yang siap untuk dikonsumsi akan aman dan terjamin.
“Untuk menghindari risiko keracunan, pengolahannya dari ahli. Meskipun memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, apabila pengolahannya kurang tepat dapat membahayakan,” imbuh dia. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post