Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kisah Petani Kopi Cibulao, Dari Penjarah hingga Penjaga Hutan

Kopi Cibulao sempat didaulat menjadi Kopi Robusta Terbaik Nasional dalam Kontes Kopi Spesialti Indonesia pada 2016 lalu.

Jumat, 4 April 2025
A A
Ilustrasi tanaman kopi. Foto mciriaco/pixabay.com.

Ilustrasi tanaman kopi. Foto mciriaco/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dahulu, kawasan hutan di Kampung Cibulao, Puncak, Bogor, Jawa Barat kerap menjadi sasaran perambahan liar. Pepohonan ditebang sembarangan. Hasil alamnya dieksploitasi tanpa kendali. Namun, siapa sangka para pelaku yang dulu merusak kini justru berbalik menjadi penjaga hutan lewat budi daya kopi?

Berdasarkan penuturan Kepala Pusat Pengkajian, Perencanaan, dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University, Prof. Baba Barus, para penjarah tersebut merupakan pekerja kebun teh yang berpendapatan sangat minim dengan hari kerja yang pendek. Mereka mendapatkan upah sekitar Rp30-50 ribu per hari karena terbatasnya produksi kebun.

Dengan alokasi waktu kerja seperti itu, membuat para pekerja punya waktu lebih banyak.

Baca juga: Ular Gadung, Berbisa Tapi Tak Berbahaya

“Waktu luang yang banyak dan pendapatan rendah mendorong penjarahan hutan lindung di kawasan Puncak,” ungkap Baba.

Tak hanya itu, para penjarah juga melakukan perburuan kijang dan babi hutan di kawasan hutan. Mereka turut membuka lahan hutan untuk bertanam sayuran, terutama di dekat pemukiman mereka. Akhirnya, tindakan mereka menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti erosi tinggi yang berpotensi menimbulkan bencana longsor dan banjir.

Dari kejadian tersebut, Tim P4W IPB University berinisiatif melakukan pembinaan agar masyarakat mau beralih profesi. Selain menjadi pekerja kebun teh, inisiatif itu mendorong mereka menjadi petani kopi di hutan, khususnya di daerah koridor sungai yang banyak ditanami sayuran.

Baca juga: Hari Pertama hingga Ketiga Usai Lebaran, Gunung Marapi Kembali Erupsi

“Petani yang menjadi anggota binaan sudah lebih intensif menjaga kebun yang ditanami pepohonan dan diselingi dengan kopi. Artinya, mereka tidak punya waktu beraktivitas di lokasi lebih luas,” jelas Baba.

Program pembinaan dilakukan dengan mendorong partisipasi masyarakat. Mulai dari memfasilitasi, merumuskan masalah, mengidentifikasi isu bersama hingga melakukan perencanaan aksi.

“Para mantan penjarah yang sebelumnya dianggap sebagai perusak lingkungan kini bertransformasi menjadi pengelola kebun kopi yang sukses, baik secara ekonomi maupun sosial,” imbuh dia.

Baca juga: Nurhabli Ridwan, Peduli Konservasi Sejak Ikut Pramuka

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: IPB Universitykopi Cibulaopenjaga hutanProf. Baba Barus

Editor

Next Post
Burung trinil. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Mengamati Ratusan Trinil Semak Bersiap Mudik dari Tulungagung ke Eropa

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media