Ada lima aktivitas pendampingan yang dilakukan P4W IPB University. Pertama, Pembekalan teknik konservasi tanah dan air hingga petani melakukan pembuatan bedengan, saluran, penanaman pohon, dan lainnya.
Kedua, Budi daya kopi, meliputi dari pengenalan bibit, penanaman bibit, pemangkasan cabang dan daun, teknik okulasi, dan lainnya.
Ketiga, Kegiatan pascapanen, seperti penjemuran, pengupasan biji, teknik fermentasi, membuat kemasan, membuat label, pengepakan, dan lainnya.
Baca juga: Cagar Alam Manggis Gadungan Jadi Pusat Ficus Nasional
Keempat, Kegiatan teknis meliputi teknik roasting kopi, hingga menyeduh kopi. Para petani juga sudah mengelola kafe di sekitar kebun teh dan menjual produk kopi langsung.
Kelima, Menghubungkan para petani kopi ke pasar dan membantu membina jaringan.
Perubahan ini terjadi karena meningkatnya kesadaran bahwa konservasi dapat berjalan berdampingan dengan kegiatan ekonomi. Kementerian Kehutanan juga memberikan konsesi pengelolaan lahan secara legal dalam kurun waktu yang jelas sebagai bentuk pengakuan atas keberadaan mereka.
Baca juga: Jejak Hutan Purba di Cagar Alam Ceding
Nama kopi Cibulao pun kian mentereng saat didaulat sebagai Kopi Robusta Terbaik Nasional dalam Kontes Kopi Spesialti Indonesia pada 2016 lalu. Tim P4W IPB University secara berkala melakukan kunjungan ke Kampung Cibulao untuk memberikan pembinaan berkelanjutan. Bahkan, warga dari kampung lain juga tertarik untuk ikut serta.
“Sejumlah pihak, seperti Bank Indonesia, juga telah memberikan dukungan untuk pembangunan infrastruktur, pelatihan, dan sarana pengolahan. Beberapa kafe di Bogor juga turut berkontribusi dalam pengembangan usaha kopi Cibulao,” kata dia. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post