Wanaloka.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan World Resources Institute (WRI) telah melakukan koreksi terhadap data deforestasi Indonesia tahun 2022 versi Global Forest Watch (GFW) sebesar hampir 54 persen. Sebelumnya, luas deforestasi 230 ribu hectare, setelah dikoreksi berubah menjadi 107 ribu hektare.
Koreksi dilakukan usai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kemitraan teknis antara Menteri LHK, Siti Nurbaya dengan Presiden/CEO WRI Global, Ani Dasgupta pada Februari 2023. Salah stau poin kesepakatan adalah melakukan koreksi data deforestasi dari GFW.
“Hasil analisis bersama tersebut bisa diakses di website Global Forest Watch,” kata Siti dalam kunjungan kerja lapangan di Taman Nasional Sebangau bersama Kepala Urusan Kehutanan Amerika Serikat (USFS) Randy Moore, Rabu, 24 Januari 2024.
Baca Juga: Jatam Petakan Bisnis Tambang Para Bohir Capres-Cawapres 2024
Siti menjelaskan langkah koreksi data deforestasi versi GFW dilakukan setelah meninjau bersama ke lapangan pada Juni 2023. Perwakilan Pemerintah Norwegia juga turut serta dalam peninjauan dan menyaksikan langsung adanya kawasan non-hutan alam, seperti kebun sawit, hutan tanaman, dan kebun masyarakat yang dimasukkan sebagai hutan primer.
“Memasukkan kawasan non-hutan alam dalam perhitungan deforestasi versi GFW, jelas salah. Proses koreksi terus dilakukan melalui kemitraan teknis dengan WRI,” imbuh Siti.
Ia pun menambahkan, perbedaan data itu muncul, salah satu penyebabnya karena data GFW tidak berdasarkan pada cek lapangan. Kondisi tersebut mendorong KLHK dan WRI berkolaborasi untuk memperkuat data kehutanan yang berbasis fakta lapangan.
Baca Juga: Drainase Buruk, 1 Tewas Terseret Arus di Halmahera Selatan
Kekeliruan Data Karhutla
Discussion about this post