“Jadi tidak one man show, tidak satu negara saja. Tapi menjadi bersifat common, bersama dihadapi Indonesia dan negara-negara pulau dan kepulauan di AIS Forum itu,” tutur Alexander.
Baginya, pemerintah Indonesia sudah memiliki kebijakan yang selaras (inline) dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir dan kepulauan. Kebijakan itu dinilai wujud kematangan pengelolaan di bidang perikanan dan kelautan yang telah berjalan selama 24 tahun sejak 1999 lalu, sejak dibentuk Kementerian Perikanan dan Kelautan.
“Contohnya ada penurunan jumlah tangkapan, sehingga pemerintah mengeluarkan peraturan yang membatasi alat tangkap yang dapat digunakan, membatasi lokasi penangkapan ikan dan mengatur waktu penangkapan ikan,” papar Alex.
Baca Juga: Difabel Masih Minim Akses Informasi Mitigasi Bencana
Sementara Perwakilan AIS Youth Conference 2023, Engel Laisina menekankan pentingnya aksesibilitas yang mudah bagi kawasan pedesaan baik di pesisir maupun area pulau dan kepulauan.
“Sebab kawasan pedesaan yang paling banyak menerima dampak dari perubahan iklim. Selama ini upaya-upaya pencegahan atau penanggulangan perubahan iklim hanya ramai di kota-kota saja, padahal yang paling terdampak adalah desa-desa,” kata Engel.
Ia berharap semua perwakilan yang hadir bisa berbagi ilmu dan pengalaman dalam menghadapi serta mengatasi persoalan perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Baca Juga: Dadan Kusdiana: Kejar Emisi Nol Bersih Lewat Revisi Kebijakan Energi Nasional
Kepala Sekretariat AIS Forum, Riny Modaso di Jakarta pada 3 Oktober 2023 menjelaskan sejak didirikan pada 2018 melalui Deklarasi Manado (Manado Joint-Declaration), AIS Forum bergerak untuk saling menguatkan kerja sama dan kolaborasi aktif tanpa menimbang luar wilayah, kondisi sosial-ekonomi, dan level pembangunan yang ada.
Pelaksanaan KTT AIS Forum di Bali merupakan yang pertama dan menjadi medium yang tepat untuk kembali menekankan pentingnya kolaborasi dan solidaritas bersama, yang diperkuat pada level kepala negara atau pemerintahan. Lebih dari 25 negara partisipan AIS Forum telah mengonfirmasi kehadirannya pada rangkaian KTT AIS Forum 2023 di Bali.
AIS Forum bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global dengan empat area utama, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. KTT AIS Forum diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif, serta sebagai platform gotong royong dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut global. [WLC02]
Sumber: Kemenparekraf
Discussion about this post