Ema dan timnya saat ini sedang membuat formula dari madu lebah Klanceng ini sebagai pangan fungsional, bahan pengawet, serta pengganti gula yang lebih sehat untuk di konsumsi. Tak hanya itu, pihaknya juga membuat suplemen probiotik yang bakteri baiknya diisolasi dari madu Klanceng ini.
Baca juga: Karangsambung, Laboratorium Alam yang Rekam Sejarah Geologi Pulau Jawa
Mudah hidup di daerah tropis
Budidaya lebah Klanceng juga tergolong mudah, karena lebah ini bisa hidup di habitat tropis yang sangat cocok dengan geografis Indonesia. Syaratnya terdapat pepohonan penghasil resin atau getah yang digunakan lebah untuk membuat kantong madu, sumber nektar, dan sumber pollen atau serbuk sari.
Lebah ini menyukai pohon buah-buahan dan bunga penghasil nektar, seperti pohon mangga, jambu, rambutan, randu, bunga kaliandra, xhantos, ketongkeng, air mata pengantin, dan lain sebagainya. Persyaratan lainnya adalah lingkungan budidaya lebah harus terbebas dari pestisida, khususnya insektisida sebab dapat mengancam kehidupan lebah.
Baca juga: Ada Keberlanjutan Ekonomi Masyarakat dari Dampak Konservasi Kekayaan Hayati
Perbedaan madu jenis Klanceng dan madu dari lebah Apis adalah madu Klanceng cenderung lebih encer karena kadar airnya lebih tinggi dan agak asam rasanya, karena pH yang rendah. Sedangkan madu Apis cenderung kental karena viskositas tinggi dan rasanya manis.
“Namun dari sisi warna sama-sama memiliki kemiripan yaitu antara kuning kecokelatan hingga cokelat,” imbuh Ema. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post