Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Masyarakat Sipil: Perusahaan Karet di Jambi Diduga Lakukan Greenwashing

Greenwashing bisa diartikan pencitraan perusahaan untuk tampak ramah lingkungan, tetapi sebenarnya mengeksploitasi lingkungan. Konflik lahan di Jambi diduga dilatarbelakangi praktik itu.

Kamis, 27 Oktober 2022
A A
Ilustrasi pohon yang ditebang. Foto Carick/pixabay.com

Ilustrasi pohon yang ditebang. Foto Carick/pixabay.com

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Di Provinsi Jambi terdapat 18 izin Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan total luasan 686.662,42 hektare, 14 izin berstatus aktif, dan 4 lainnya tidak aktif. Namun izin-izin konsesi tersebut menyimpan persoalan terkait konflik penguasaan lahan, kerusakan ekosistem, dan sumber daya alam (SDA), dan pola kemitraan yang tidak adil bagi masyarakat. Salah satunya diduga dilakukan PT. Lestari Asri Jaya (LAJ). Demikian pernyataan bersama yang diterima Wanaloka.com, 25 Oktober 2022 dari lembaga-lembaga peduli lingkungan yang mengatasnamakan Organisasi Masyarakat Sipil.

Apakah PT LAJ itu? Ini adalah perusahaan karet alam berkelanjutan. PT LAJ sendiri merupakan anak perusahaan PT Royal Lestari Utama (RLU) yang dimiliki Michelin Group, sebuah perusahaan ban dunia.

Kepemilikan Michelin atas PT RLU berawal sejak perusahaan ban raksasa itu mengadopsi kebijakan NDPE pada 2015. Kemudian berinvestasi dan menggandeng Barito Pacific Group untuk membangun perkebunan dan pengolahan karet alam ‘berkelanjutan’ PT. Royal Lestari Utama (RLU) dengan kepemilikan 51 persen oleh Barito Pacific Group dan 49 persen oleh Michelin. Pada Juni 2022, Michelin membeli sisa saham yang dimiliki oleh Barito Pacific Group, sehingga Michelin adalah pemilik utama RLU 1 .

Baca Juga: Banjir di Kotawaringin Barat Ribuan Warga Mengungsi, Masa Tanggap Darurat Diperpanjang

Lantas seperti apakah konflik penguasaan lahan oleh PT LAJ?

PT. LAJ memiliki izin konsesi seluas 61.495 hektare di Jambi. Atas nama izin konsesi, pihak perusahaan dinilai melakukan penggusuran kebun-kebun masyarakat Desa Pemayungan, Jambi sehingga tanaman-tanaman rusak. Perusahaan juga diduga melakukan intimidasi dan kriminalisasi dengan melaporkan masyarakat kepada polisi. Dan polisi pun mengirimkan surat pemanggilan kepada masyarakat dengan alasan wawancara.

Tindakan-tindakan itu dilakukan agar masyarakat menyerahkan lahan yang dikelola. Padahal aktivitas pertanian masyarakat di sana telah ada jauh sebelum perusahaan hadir. Konflik dipicu karena ketimpangan penguasaan ruang kelola, tertutupnya data dan dokumen terkait pengelolaan sumber daya alam (SDA), pelanggaran prosedur dan lemahnya penegakan hukum, serta tidak adanya pelibatan masyarakat.

Baca Juga: Beruntun, Enam Warga Tewas Tertimbun Longsor

Tindakan polisi dan perusahaan dinilai sebuah pelanggaran terhadap jaminan atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang dijamin Pasal 28 G ayat (1) UUD 1945. Ada dugaan pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Pemayungan.

Upaya pembukaan lahan secara masif, berskala besar, dan kebijakan perusahaan yang membuat Wildlife Conservation Area (WCA) atau Wilayah Cinta Alam di sekitar kebun masyarakat, juga menimbulkan konflik antara petani dan satwa liar gajah sumatera. Tiap pagi, masyarakat harus berhadapan dengan penggusuran oleh perusahaan. Malam hari, masyarakat harus berjibaku menghalau masuknya kelompok gajah ke kebun mereka.
Kondisi ini menunjukkan ketimpangan tata kelola pemerintah dan buruknya tata kelola perusahaan di lapangan yang tidak menghormati hak-hak masyarakat.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: greenwashingHutan Tanaman Industrikerusakan ekosistemkonflik penguasaan lahanOrganisasi Masyarakat Sipilperusahaan karetWalhiWalhi Jambi

Editor

Next Post
Ilustrasi keselamatan pendakian. Foto Pexels/pixabay.com

Ini Pesan untuk Tim Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung

Discussion about this post

TERKINI

  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Keindahan pemandangan lautan di Raja Ampat, Ppaua Barat Daya. Foto Dok. Kemenpar.Pro Kontra Isu Tambang Nikel, Kemenpar Sebut Raja Ampat Aman Dikunjungi
    In Traveling
    Sabtu, 14 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media