Mengapa Perlu Kajian Seismologi?
Badan Geologi dalam keterangan resminya memperkirakan keberadaan Sesar Cileunyi -Tanjungsari sebagai penyebab terjadinya rangkaian gempa di Sumedang. Namun untuk memastikan karakteristik dari fenomena gempa Sumedang masih dibutuhkan kajian lanjutan, salah satunya adalah kajian seismologi.
Sementara itu, gempa ketiga dengan kekuatan cukup besar, yakni M 4,8 terjadi pada pukul 20.34 WIB. Pusat gempa berada di darat sekitar 2 kilometer arah timur laut Sumedang pada kedalaman 5 kilometer dan tergolong gempa dangkal. Berdasarkan mekanisme fokus sumber gempa yang diumumkan BMKG, gempa dipicu adanya pergerakan sesar aktif yang bergerak secara medatar (strike slip).
Terkait pemicu gempa, berdasarkan keterangan dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) pada tahun 2017, terdapat kemenerusan garis Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun sebaran 9 episentrum gempa berada di antara Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Kondisi tersebut mengindikasikan kebutuhan kajian seismologi lebih lanjut dengan merekam gempa susulan melalui jaringan pengamatan seismograf yang lebih rapat.
Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga 10 Januari 2024
Selain melakukan pemasangan seismograf, Tim Seismologi ITB juga melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi dengan perangkat desa yang menjadi lokasi penempatan peralatan seismograf. Upaya serupa pernah dilakukan Tim Seismologi ITB saat gempa Lombok tahun 2018, gempa Ambon tahun 2019, dan gempa Cianjur pada 21 November 2022.
Pantauan aktivitas seismik di wilayah Sumedang dan sekitarnya juga dilakukan BMKG. Juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memberi informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana gempabumi. Masyarakat diimbau untuk memantau informasi terkini melalui aplikasi info BMKG dan kanal media sosial resmi guna mendapatkan update yang akurat.
“Gempa bumi Sumedang termasuk kategori gempa bumi dangkal dengan kedalaman 10 kilometer, yang menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati didampingi Plt. Deputi Bidang Geofisika, Tim Kedeputian Geofisika beserta Tim UPT BMKG Jawa Barat saat meninjau lokasi terdampak gempa Sumedang. [WLC02]
Discussion about this post