Wanaloka.com – Sinyal kenaikan harga Pertalite sebagai salah satu bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, menguat. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia sudah meminta masyarakat bersiap dengan kenaikan harga itu. Meskipun tak disebutkan nilai harga yang baru, sejumlah media sosial menyebut naik menjadi Rp10.000 dari Rp7.650.
Sementara Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan pemerintah berkomitmen mengupayakan ketersediaan BBM untuk masyarakat di tengah tingginya harga BBM. Mereka tengah menyiapkan beberapa opsi agar peruntukan BBM bersubsidi tepat sasaran untuk masyarakat berdaya beli menengah ke bawah.
Baca Juga: Didik S. Setyadi: Akar Masalah Konflik Rusia-Ukraina adalah Soal Minyak
“Nanti kami akan pilih yang terbaik. Subsisdi kan kompensasinya berat sekali, sementara harga minyak masih cukup tinggi,” kata Arifin sebagaimana dilansir dari laman esdm.go.id, 19 Agustus 2022.
BBM bersubsidi mendapat pendanaan dari APBN. Jumlahnya terbatas sesuai dengan kuota, harganya ditetapkan pemerintah, dan diperuntukan untuk konsumen tertentu pula. Jenis BBM bersubsidi adalah Biosolar dan Pertalite.
Baca Juga: Temuan Ombudsman DIY: Minyak Goreng Langka, Dijual di Atas HET
Arifin pun meminta masyarakat yang mampu untuk tidak lagi membeli BBM bersubsidi yang memang bukan peruntukannya. Tujuannya agar subsidi BBM tepat sasaran dan berkeadilan. Masyarakat diminta disiplin menggunakan BBM sesuai dengan haknya.
Discussion about this post