Wanaloka.com – Perang Rusia-Ukraina mengakibatkan harga minyak mentah dunia terus menguat. Mengingat Rusia merupakan negara produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Selain minyak, Rusia juga negara produsen terbesar gas bumi.
“Jadi akar permasalahan konflik Rusia-Ukraina adalah minyak,” kata pengamat sosial dan politik yang sekarang bekerja di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Doktor Didik S. Setyadi sebagaimana dilansir dari laman unair.ac.id, Ahad, 6 Maret 2022. Dia menyampaikan dalam diskusi bertema Konflik Rusia-Ukraina dalam Perspektif Hukum Internasional yang digelar Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga (IKA FH Unair).
Saat Rusia masih menjadi Uni Soviet, harga minyak mentah pernah mengalami krisis pada tahun 1986. Keterpurukan ekonomi Uni Soviet diakibatkan oleh harga minyak yang mengalami penurunan drastis. Akibatnya, Uni Soviet mengalami kolaps dan akhirnya bubar.
Baca Juga: BRIN dan BMKG Rancang Regenerasi Sistem Peringatan Dini Tsunami
“Dalam industri migas (minyak dan gas bumi) sendiri, ketika harga minyak turun, otomatis pengeboran lapangan minyak yang semula banyak dikembangkan di Siberia, saat itu harus dihentikan,” papar alumni Fakultas Hukum Unair Angkatan 1986 ini.
Kekuatan negara-negara di dunia bisa diukur dari angka konsumsi energi setiap negara. Semakin tinggi konsumsi energi di suatu negara, maka negara tersebut sedang mengalami pertumbuhan ekonomi.
Energi yang dimaksud adalah kebutuhan akan migas. Jika kebutuhan akan migas tidak terpenuhi, maka akan sulit bagi negara tersebut untuk berkembang. Situasi ini sedang terjadi di Ukraina dan benua Eropa.
Discussion about this post