“Sukses itu berkaitan dengan bentuk sediaannya. Kalau suspensi harus dikocok agar tercampur cairan dengan baik,” kata Lazuardi.
Baca Juga: Aktivitas Kawah Bromo Meningkat, Gunung Semeru Meletus
Inovasi yang telah mengantongi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) itu menggunakan konsep gaya sentripetal dan sentrifugal untuk membantu melarutkan obat. Alat yang diciptakan ini berkapasitas 750cc untuk memudahkan pengguna.
Tak hanya bermanfaat bagi hewan maupun pemiliknya saja, manusia pun turut memperoleh manfaat dari inovasi ini. Jika obat yang masuk ke tubuh hewan tepat sampai lambungnya, maka manusia yang mengkonsumsi daging, susu, hingga telur dari hewan tersebut akan terhindar dari residu obat.
Inovasi Pertama Dunia
Drench Lazuardi pun disebut inovasi pertama di dunia. Bahkan tengah dipersiapkan untuk dipasarkan secara nasional dan global. Nantinya, inovasi ini akan beredar di Indonesia atau Asia Tenggara.
Baca Juga: Dua Beruang Madu Korban Jerat di Perkebunan Sekitar TNGL Langkat
“Jadi kemasan sekunder obat-obatan hewan yang beredar di daerah ini akan disertai dengan drench,” terang Lazuardi.
Lazuardi menyatakan akan terus mengembangkan inovasinya. Nantinya, drench akan disertai dengan penutup khusus. Sebab memberikan obat di tempat terbuka atau kondisi polusi tinggi seperti kota besar akan menyebabkan obat berisiko menyerap udara kotor.
“Penutup akan bersifat kedap atau hampa. Nantinya akan bermanfaat untuk membersihkan kuman,” ucap Lazuardi. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post