Sejak 1938, penggunaannya dua senyawa itu dalam obat telah dilarang Food and Drugs Administration (FDA) karena efek sampingnya membahayakan. Namun, pada 1998, India mencatat sedikitnya 150 anak meninggal dengan penyakit yang sama dalam lima tahun terakhir. Setelah diinvestigasi, 26 kasus dinyatakan positif karena dietilen glikol terkandung dalam obat flu.
“Ada oknum produsen farmasi ‘nakal’ yang masih menggunakan dua senyawa ini. Karena mudah diproduksi dan murah dibandingkan pelarut lainnya,” ungkap Muchtaridi.
Bagaimana di Indonesia?
Baca Juga: Lepas dari Jerat, Siti Reuko Kembali Mengaum di Hutan Sangir Aceh
Kematian akibat gagal ginjal akut misterius di Indonesia masih perlu ditelusuri lebih lanjut apakah karena dua senyawa tersebut atau bukan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, obat yang menyebabkan kematian di Gambia tidak terdaftar di Indonesia. Namun Parasetamol merupakan analgesik paling aman untuk demam.
Ada analgesik lain, contohnya Ibuprofen. Mengonsumsi Ibuprofen ketika demam tinggi yang mengindikasikan demam berdarah dimana sel darahnya terganggu, justru akan memperparah.
Baca Juga: Gajah Betina Mati di Aceh Timur Diduga Makan Bahan Pupuk
“Yang paling aman justru parasetamol,” kata Muchtaridi.
Masyarakat yang ingin menghindari penggunaan parasetamol sirup disarankan untuk mengonsumsi parasetamol berbentuk tablet. Penggunaan puyer dinilai lebih manjur dikonsumsi anak-anak.
“Kalau anak-anak susah makan puyer, bisa dicampur air yang diperoleh di apotik,” kata Muchtaridi memberikan solusi. [WLC02]
Sumber: Universitas Padjajaran
Discussion about this post