Hasilnya, rumput Gama Umami memiliki sejumlah kelebihan. Meliputi produksi biomassa hijauan dapat mencapai 50 kg/m2, kandungan bulu sangat sedikit sehingga tidak gatal, daun halus dan tidak melukai ternak, serta kandungan gula mereduksi lebih tinggi dari tetuanya.
Penelitian pengembangan rumput Gama Umami dilakukan Fakultas Peternakan UGM menggandeng tim dari BATAN-BRIN. Rumput Gama Umami telah mendapatkan tanda daftar rumput hasil pemuliaan dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian dengan tanda daftar No. 889/PVHP/2020 pada 2021.
Baca Juga: Alami Kekerasan Digital Akibat Isu Keadilan Lingkungan, Media Floresa Terima Udin Award
Saat ini tim peneliti juga melakukan penelitian menggunakan kolkisin pada Chloris gayana dan Cenchrus ciliaris, yakni rumput padangan yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitasnya.
Selain melakukan pemuliaan rumput, tim peneliti juga melakukan optimalisasi produksi dengan menerapkan teknologi budidaya. Mereka melakukan introduksi tanaman pakan unggul yang bekerja sama dengan Crop Mark Seed Company New Zealand dengan izin pemasukan benih tanaman pakan ternak unggul dari Kementerian Pertanian. Pengujian tanaman unggul dilakukan pada beberapa spesies lain, yaitu Cichorium intybus dan Brassica rapa.
Baca Juga: Robot Bawah Laut IPB Pantau Tutupan Teritip
“Hasilnya menunjukkan tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik di Indonesia,” terang Nafiatul.
Keberadaan tanaman unggul ini menambah plasma nutfah tanaman pakan di Indonesia. Harapannya, kelak dapat menjadi material pemuliaan tanaman pakan. Upaya penelitian tersebut merupakan pengembangan varietas tanaman pakan yang unggul dan adaptif terhadap kondisi iklim dan tanah di Indonesia yang perlu dilakukan untuk mendukung pengembangan peternakan Tanah Air. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post