Sementara itu, nelayan penerima hadiah dari Ternate, Nahrawi Abidin mengakui program kerja kolaboratif penting untuk menangani sampah di laut. Sebab keberadaan sampah di laut sudah mempengaruhi jumlah tangkapan nelayan.
Baca Juga: Festival Panen Kopi Gayo 2023 Wadah Petani Bagi Ilmu Ketahanan Pangan
“Dulu, mencari ikan bisa di pantai di dekat permukiman. Sekarang lebih jauh karena pantai sudah kotor,” ungkap nelayan tradisional tersebut.
Biasanya, Nahrawi mengkhususkan hari Jumat untuk pergi melaut mengambil sampah bersama rekan-rekannya sesama nelayan. Sejak pagi hingga menjelang waktu Salat Jumat, mereka mampu mengumpulkan ratusan kilogram sampah. Sampah yang dikumpulkan kemudian dijual dengan harga Rp1000 per kilogram.
“Kami punya keinginan lebih besar, tidak hanya menjual sampah tapi bisa mengolah sampah menjadi lampion atau tempat tisu. Itu sudah kami praktikan, tapi masih ujicoba,” kata Nahrawi. [WLC02]
Sumber: Kementerian KKP
Discussion about this post