Baca Juga: Korban Gempa Cianjur 62 Orang Meninggal Dunia
Selain itu, Anggri menggingatkan peran penting BPBD selama masa tanggap darurat dalam menangani korban dan pengungsi. BPBD sebaiknya melakukan kaji cepat ke seluruh wilayah terdampak untuk pemetaan kebutuhan pengungsi secara menyeluruh. Tindakan yang dilakukan hendaknya berfokus menangani korban bencana hingga mendapatkan tempat yang aman baik di tenda darurat ataupun lokasi penampungan perlu diperhatikan terkait pemenuhan kebutuhan dasarnya.
“Setiap bencana dan dampak yang ditimbulkan memerlukan waktu penanganan yang berbeda. Umumnya mengacu pada penyediaan bahan logistik tanggap darurat dan melihat perkembangan situasinya,” jelas Anggri.
Selain itu, peran Satuan Kerja Penanggulangan Kedaruratan Bencana (SKPDB) di tingkat kabupaten juga penting karena langsung siap mengkoordinasi tahapan siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi pemulihan segala bentuk bencana.
Baca Juga: Visual Gempabumi Cianjur M5,6 Senin 21 November 2022
Pascagempa, tim BMKG telah terjun ke lokasi bencana bersama BPBD Kota Cianjur untuk melakukan sosialisasi dan menenangkan warga masyarakat terdampak. Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, tetapi tetap waspada. Serta tidak serta-merta percaya informasi ataupun berita yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi BMKG,” ucap Dwikorita.
Baca Juga: Penanganan Pasca Gempa Cianjur, BNPB Kirim Tim TRC dan Logistik
Kemudian sejak 22 November 2022, Tim Survei BMKG melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan, untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo. [WLC02]
Discussion about this post